Ternyata Ini Penyebab Antrean Panjang BBM Subsidi di SPBU Lubuklinggau Sumatera Selatan, Polisi Harus Tegas

Ternyata Ini Penyebab Antrean Panjang BBM Subsidi di SPBU Lubuklinggau Sumatera Selatan, Polisi Harus Tegas

Antrean motor saat mengisi BBM di SPBU Lubuktanjung, per 1 Juni 2023 Pertamina menurunkan harga BBM non subsidi-dokumen-linggaupos.co.id

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Lubuklinggau diduga masih melayani oknum yang membeli BBM Subsidi untuk dijual kembali.

Hasil penelusuran di lapangan, para pengunjal (sebutan orang yang membeli BBM untuk dijual kembali) berebut antre untuk memperoleh BBM Subsidi jenis pertalite dengan pemilik kendaraan lainnya.

Bahkan diduga ada oknum yang mengoperasiki an Nozel (tempat mengisi BBM) menerima imbalan setiap kali pengunjal tersebut membeli BBM.

Modusnya cukup rapi, si pengunjal tidak langsung memberikan imbalan saat antre BBM Subsidi.

BACA JUGA:Rhoma Irama Tidak Hanya ke Lubuklinggau Sumatera Selatan, Catat Ini Agendanya  

Setelah selesai mengisi BBM Subsidi jenis Pertalite berulang kali, mereka baru memberikan imbalan kepada oknum yang mengoperasikan Nozel.

Kondisi ini sangat meresahkan pemilik kendaraan lain yang memang benar-benar membeli BBM Subsidi untuk pribadi atau bukan dijual kembali. Masyarakat meminta polisi dan Pertamina tegas dalam menyikapi masalah ini.   

Belum lagi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas mereka ini. Seperti kejadian di SPBU Taba Lestari, pengendara yang mengunjal BBM Pertalite menggunakan tangki modifikasi motornya terbakar .

Pantauan di lapangan masih banyak ‘pengunjal’ BBM subsidi antre berulang-ulang menggunakan motor jenis Suzuki Thunder dan Mega pro yang kapasitas tangkinya mencapai  Rp 18 liter.

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Syariah Lubuklinggau Serahkan Mart-Booth Masjid di Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau

Tangki sengaja mereka modifiasi agar mendapatkan BBM banyak untuk dijual kembali. Dalam sehari mereka bisa antre BBM di satu SPBU lima kali

“Sekali isi, biasanya memberikan uang tambahan Rp 5 ribu ke oknum petugas SPBU agar mereka lancar antre berulang kali,” ungkap salah seorang pengendara yang sedang antre membeli Pertalite di salah satu SPBU di Kota Lubuklinggau.

Hasil BBM yang mereka beli dengan cara antre berulang kali tersebut dijual kembali dengan harga Rp 12.000 per liter. Ada yang dijual di depan rumah mereka, ada juga dijual dengan mereka yang butuh BBM dalam jumlah banyak.

“Untungnya lumayan. Makanya banyak yang ngunjal. Gara-gara mereka yang antre terus, antrean jadi panjang. Kadang kita gak kebagian lagi,” keluh tukang ojek pangkalan kepada LINGGAUPOS.CO.ID.

BACA JUGA:Harga BBM Kamis 12 Januari 2023: Persaingan Pertamina dan Shell

Sama halnya diungkapkan seorang ibu-ibu yang tengah antre yang enggan disebutkan namanya.

Ia ikut antre mengaku kesal karena setiap antre di SPBU banyak motor besar ikut antre ‘ngunjal’ pertalite.

Mereka pun harus antre sampai satu jam baru dapat Pertalite. Itu pun paling dapat beli 3 liter.

"Kita antre karena katanya beli dieceran sering dicampur. Belum lagi harganya lebih mahal, kan rugi makanya antre di SPBU. Konsekuensinya ya harus antre lama karena rebutan dengan mereka yang ngunjal. Ini juga masih terjadi karena pemerintah dan pertamina kurang tegas menindak mereka yang masih ngunjal,” ungkapnya.

BACA JUGA:Begini Modus Terduga Pelaku Pedofil di Lahat Sumatera Selatan, Bunda Wajib Tahu

Ia  berharap agar pertamina dan pihak kepolisian bertindak cepat, karena antrean panjang bukan banyak warga biasa yang antre. tetapi banyaknya para pengunjal minyak yang ikut antri.

"Tolong dibatasi  pembelian para pengunjal Pertalite ini," harapnya.

Ketua Operator SPBU Lubuk Tanjung, Mamat saat dijumpai dikantornya membenarkan masih banyaknya oknum pengunjal BBM Subsidi.

Kedepan, pihaknya akan lebih tegas lagi dalam melayani pembelian BBM Subsidi.

BACA JUGA:275 Juta Rhoma Irama Bikin Kang Emil dan Sandiaga Uno Tertarik, Begini Reaksinya

“Seluruh pengendara akan dibatasi, hanya boleh satu kali memebli BBM dalam satu hari. Selain itu, untuk motor yang terbukti tangkinya dimodifikasi, maka tidak boleh mengantri di SPBU kita," tegasnya.

Ia mengungkapkan, untuk motor Suzuki Tunder dibatasi 14 liter perhari.

“Jika ada petugas kita yang terbukti kerjasama dengan oknum pengunjal, kita tidak segan-segan berikan sanksi kepada yang bersangkutan,” tegansya lagi.

Ia mengaku terus ingatkan petugas operator lainnya untuk bekerja sesuai dengan kaidahnya.

BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu, Konsumsi Ice Smoke atau Ciki Ngebul, Ini Dampak Buruknya Bagi Anak

“Jangan ada yang berani terima uang tips dari para pengunjal,” ungkapnya.

 

Lalu bagaimana dengan SPBU 24.316.182 Taba Lestari yang berada  Jalan Fatmawati, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I pasca Motor Suzuki Thunder yang diduga mengunjal pertalite terbakar beberapa hari lalu ?

Pantauan di lapangan, SPBU tersebut masih ditutup.

Dilokasi masih ada tulisan ‘Ditutup’.  Warga yang datang kesana hanya yang ingin belanja ke Indomaret yang ada dibelakangnya.

Namun dilokasi masih terlihat karyawan SPBU gotong royong memperbaiki pelapon yang kenap asap yang disiram menggunakan air.

BACA JUGA:Kolaborasi Lagu Musik Rhoma Irama dan Butter BTS Bikin Penonton Memukau

Saat di wawancarai,  Pandu Operator SPBU Lestari membenarkan jika SPBU ini tutup sementara karena anjuran dari Kapolres sebelumnya ke Manager mereka.

“Jika sudah ada instruksi, kami akan buka lagi. Selama ditutup, operator lainnya manfaatkan waktunya untuk membersihkan pelapon dan lantai bekas sisa kebakaran karena pelapon ada kotoran bekas hembusan asap,” jelas Pandu.

Atas kejadian kemarin pihaknya tidak mengalami kerugian karena tidak ada alat  yang rusak. Hanya apar  pemadam kebakaran habis tiga.

“Justru karena ditutup, kita baru rugi karena tidak ada pendapatan,” tegasnya.

BACA JUGA:Pelaku Pedofil di Lahat Ditangkap Tim Siber, Begini Pengakuan Tersangka, Kenali Ciri-cirinya

Untuk SPBU mereka saat ini  hanya menjual BBM jenis Pertalite dengan harga Rp 10 ribu.

Kuota yang mereka terimadari pertamina untuk Pertalite, kadang 8 Kl dan 16 KL.

Untuk Pertamax harganya  Rp 13,50 ribu, Dexlite Rp 16,500 dan  Pertamax turbo.  (*i)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: