Cerita Dokter yang Bertugas di Pelosok Sumatera Selatan, Jalan Rusak Terpaksa Menginap di Jalan

Cerita Dokter yang Bertugas di Pelosok Sumatera Selatan, Jalan Rusak Terpaksa Menginap di Jalan

Dokter di pelosok Provinsi Sumatera Selatan harus melalui jalan yang rusak dalam menjalani tugasnya sehari-hari--

BACA JUGA:Pendaftaran PPPK Kesehatan dan Teknis Muratara 2022 Masih Dibuka, ini Formasinya

“Jika musim hujan harus benar-benar diperhitungkan, saat kirim pasien. pasiennya Sampai dengan selamat atau tidak. Karena mobil ambulans sering terjebak lumpur. Lumpurnya dalam-dalam, karena akses disini memang masih perlu diperhatikan,” ungkap dr Arnida. 

Dia mengaku pernah harus bermalam di tengah perjalanan, karena mobil yang mereka kendarai terjebak lumpur. 

“Tapi alhamdulillah warga disini banyak membantu, kalau mobil terjebak lumpur masyarakat langsung turun tangan menolong tenaga medis,” tutupnya.

Sedangkan di Ogan Ilir, ada  bidan Puskesmas Rambang Kuang, Mardila yang mengalami kesulitan melewati akses jalan desa menuju rumah warga yang ingin melahirkan. 

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Lubuklinggau dan RS AR Bunda Gelar FGD Monitoring Evaluasi Data Utilization Review dan Komitmen

Beberapa bulan lalu, Mardila adalah TKS bidan desa sebelum pindah sebagai bidan di puskesmas. 

Salah satu perjuangan adalah ketika dirinya bertugas melewati jalan dari desa Tanjung Bulan menuju Sukananti kecamatan Rambang Kuang yang rusak parah.

“Kalau sedang hujan, jalannya hancur lalu diratakan dengan alat berat, tapi belum diaspal,” terangnya. 

Kalau kemarau jalannya tanah berdebu. Jika hujan sangat memprihatinkan becek dan sulit dilewati kendaraan. 

BACA JUGA:Catat, Ini 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata dengan Mudah

Sehingga harus jalan kaki melewati di sepanjang jalan perusahaan yang dari tahun ke tahun tersebut tidak ada perbaikan.

“Demi menurunkan AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi) tetap harus semangat menjalankan tugas yang berat dan penuh risiko itu,” ungkapnya. 

Karena menurutnya, kalau misalkan terlambat menangani pasien khususnya ibu melahirkan menuju RS, risikonya sangatlah fatal.

Masyarakat desa Sukananti yang hendak berobat biasanya mengandalkan satu orang bidan desa yang bertugas di sekitar desa tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: koran.sumeks.co