Penimbunan BBM Bersubsidi Kian Marak, Apa Ini Potret Mafia BBM?

Penimbunan BBM Bersubsidi Kian Marak, Apa Ini Potret Mafia BBM?

Kondisi paska terbakarnya Gudang Penyimpanan BBM bersubdisi jenis Solar di daerah Kertapati Palembaang-foto:doksumeksco---

PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID - Disaat warga se Indonesia rela mengantri BBM bersubsidi jenis Solar dan di sisi lain gudang tempat penimbunan BBM bersubsidi secara illegal kian marak. Apa ini potret mafia BBM?

Umumnya aktivitas penimbunan BBM Bersubsidi terungkap setelah ada peristiwa terjadinya kebakaran dan ledakan besar di lokasi penimbunan BBM bersubsidi di gudang penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Kertapati Palembang ludes terbakar, Kamis 22 September 2022 sekitar pukul 13.00 WIB.

Berdasarkan data di lapangan, kebakaran besar menyebabkan kerugian rumah unit rusak berat, mobil Ayla, jeep, satu fuso kontainer, dua fuso tangki, dua truk tangki Colt Diesel, truk Colt Diesel bak besi, empat tangki tampung BBM, 30 drum plat besi dan 20 tampungan plastik berkerangka besi. 

Hasil pengolahan data redaksi, kasus terbakar gudang yang diduga jadi tempat penimbunan BBM bersubsidi, terjadi:

BACA JUGA:Gudang Penimbunan BBM Terbakar, Ini Penjelasan Kombes Pol Ngajib

- Gudang di Lubuklinggau terbakar. Seorang kerabat pemilik rumah alami luka bakar, 8 September 2022.

-  Bangunan dekat gerbang Tol Palembang – Indralaya (Palindra), 4 Desember 2021.

- Gudang diduga menjadi tempat penampungan BBM ilegal di Desa Sigam, Kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim meledak dan terbakar. Sebuah rumah di dekatnya ikut hangus, 16 Desember 2021.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumsel Yan Sulistio, praktik penimbunan BBM bersubsidi jenis solar karena lemahnya pengawasan dari Pertamina. Selain itu, marakknya penimbunan BBM bersubsidi juga dapat dipastikan ada beking kuat dibelakangnya.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kebakaran Hebat Terjadi di Sirkuit Motegi Jelang MotoGP Jepang

Yan Sulistyo juga mendengar kabar, bahwa gudang penimbunan BBM bersubsidi ilegal yang terbakar dimiliki seorang oknum aparat penegak hukum. '' Ini juga menyebabkan pemerintah kota atau daerah jadi mati kutu untuk menegur,'' tukas dia.

Disisi lain, Yan Sulistio mengkritik fungsi pengawasan dari Pertamina yang sangat lemah di tingkat distribusi. Aksi truk pengangkut BBM yang diduga kencing di jalan, masih saja terdengar. 

"Pertamina ini lemah sekali pengawasannya. Masak Pertamina tidak mampu menerapkan pengawasan yang melekat. Mulai dari pengisian truk tangki BBM hingga ke pengecer-pengecer,'' tukas Yan ketika dikonfirmasi Jumat Siang 23 September 2022.

Menurut dia, tidakla sulit membongkar praktik truk BBM bersubsidi supaya tidak kencing di jalan. ''Pake saja GPS. Pengiriman paket online saja aman dan tertib kok pake sistem GPS,'' tukas dia.

BACA JUGA:Kadishub Lubuklinggau Laporkan Mantan Anggota DPRD Musi Rawas ke Polisi

Pertamina tidak boleh malas  dan menyerahkan sepenuhnya pengawasan distribusi BBM bersubsidi kepada penegak hukum. ''BBM ini kan wewenang mereka, mereka yang dikasih wewenang mengurus. Kenapa bagian pengawasan distribusi seolah dilepaskan.''

Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan seperti dilansir Sumatera Ekspres mendukung sepenuhnya proses investigasi yang dilakukan pihak kepolisian terkait insiden kebakaran gudang penyimpanan BBM di Kertapati.

“Kami mendukung penuh pihak kepolisian lakukan investigasi,” ujarnya. Selain itu, Pertamina juga memastikan bahwa tidak ada hubungan dengan gudang penyimpanan tersebut. Nihko mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pengisian berulang dan menimbun karena BBM merupakan bahan berbahaya dapat menimbulkan kebakaran serta korban jiwa.

“Jangan beli BBM di lokasi yang tidak resmi dan tidak sesuai standar karena berisiko, terutama faktor keselamatan yang terabaikan,” cetusnya. Menurut dia, ancaman pidana terhadap penimbun, industri maupun perseorangan yang menyelewengkan BBM bersubsidi telah diatur dalam Pasal 55 UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.(sumeks.co)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: