Selamat Datang Graham Potter, Apakah Bakal Jadi Andre Villas-Boas atau Maurizio Sarri di Chelsea ?

Graham Potter.-foto : twitter-
Potter harus melewati Swansea City dan Brighton sebelum melatih Chelsea, sedangkan Sarri harus menukangi Empoli dan Napoli sebelum bergabung The Blues. Baik Potter dan Sarris ama-sama belum pernah merasakan gelar apapun dalam kariernya sepanjang melatih sebelum melatih Chelsea.
Dengan keberhasilan Sarri meraih gelar perdana dalam kepelatihannya di Chelsea, akankah Graham Potter mengikuti jejak pendahulunya itu?
BACA JUGA:Tampil Kencang di Tes Misano, Marc Marquez Comeback di MotoGP Aragon?
Profil Graham Potter: Pelatih Muda Berbakat
Graham Potter dikenal sebagai salah satu pelatih muda bertalenta. Brighton & Hove Albion yang ia asuh dibawanya menjadi klub kuda hitam yang disegani. Musim 2018/2019 ketika masih dilatih Chris Hughton, Brighton nyaris terdegradasi. Mereka finis di posisi 17 klasemen atau di posisi paling akhir tim yang selamat dari degradasi.
Saat itu, The Seagulls mengoleksi 36 poin dan hanya unggul dua poin dari Cardiff City di posisi 18. Hughton kehilangan jabatannya di akhir musim. Graham Potter yang saat itu dipercaya menjadi pelatih bisa membawa tim finis di posisi lebih baik. Yakni di urutan 15 pada musim 2019/2020. Tim asuhan Potter kala itu meraih lima poin lebih banyak dibanding musim sebelumnya di era Hughton.
BACA JUGA:F1 GP Belanda : Max Verstappen Juara, Hamilton Ngamuk
Jumlah poin yang sama didapat Brighton di musim 2020/2021 meski harus finish di posisi 16. Sedangkan musim lalu, Brighton dibawanya masuk 10 besar dengan menempati posisi sembilan dengan 51 poin. Graham Potter juga dikenal dengan fleksibilitas dan punya banyak strategi di lapangan.
Di Ostersund, Potter menerapkan formasi 3-5-2 dengan fokus pada penguasaan bola. Variasi taktik Potter saat itu mendapatkan pujian dari Henrik Larsson, eks penyerang Celtic, Barcelona, dan Timnas Swedia.
"Graham bisa bermain dengan banyak sistem. Ia bisa memulai laga dengan satu sistem, di tengah laga dengan sistem lainnya, dan mengakhiri laga dengan sistem ketiga. Dan para pemainnya paham dengan apa yang diinginkannya," ucap Larsson.
BACA JUGA:Hasil MotoGP San Marino 2022 : Sengit, Bagnaia Rajai Misano
Kemampuan Potter ketika melatih Brighton bahkan mendapatkan pujian dari seorang Pep Guardiola. Pelatih Manchester City itu mengaku kagum dengan metode yang diusung Potter di Brighton. "Permainan Brighton sangat enak ditonton dan dianalisa. Pemain mereka bergerak dengan leluasa dan semua tahu apa yang harus dilakukan. Mereka punya keberanian untuk bermain di posisi manapun," puji Guardiola.
Maka, Chelsea memang boleh berharap banyak pada Potter. Salah satu alasan Chelsea merekrut Potter tentunya adalah terkait formasi. Tuchel dan Potter sama-sama mengusung formasi tiga bek. Dalam hal ini, Boehly tentu berpikir ia tak harus melakukan banyak perombakan lagi karena adanya pergantian pelatih ini. Potter tinggal menerapkan filosofi yang ia punya dengan pemain peninggalan Tuchel.
"Saya sangat bangga dan senang bisa mewakili Chelsea. Saya sangat bersemangat untuk memulai kerja sama baru dengan semuanya di klub ini," ungkap Graham Potter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: