BACA JUGA:Bubur Ketan Durian yang Manis dan Legit, ini Resep dan Cara Membuatnya, Cobain Yuk!
Jadi warga Desa Taba Remanik yang ingin memanen duriannya di Bukit Kemiri, selalu dilakukan pada malam hari.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 30 menit menggunakan sepeda motor, kami akhirnya tiba di Desa Taba Remanik sekitar pukul 18.00 WIB.
Sebelum menuju ke Bukit Kemiri, kami beristirahat di rumah salah satu pemilik kebun durian bernama Ival.
Beberapa persiapan kami lakukan sebelum menempuh perjalanan ke Bukit Kemiri.
BACA JUGA:Yuk Dicoba! Sop Durian yang Segar, Cocok Dinikmati Saat Cuaca Panas, ini Resep dan Cara Membuatnya
Hal yang terpenting yang kami lakukan mengganti sepatu khusus untuk ke kebun yang sering digunakan warga.
Bentuknya mirip dengan sepatu bola, di bagian bawahnya terdapat rigi (benjolan) yang fungsinya agar tidak tergelincir saat melintasi di medan yang licin.
Harga sepatu ini cukup murah guys. Hanya Rp15.000 bisa membantu kalian dalam melakukan pendakian.
Setelah semua perlengkapan siap, selepas salat magrib sekira pukul 19.00 WIB, kami mulai melakukan perjalanan menuju kaki Bukit Kemiri.
BACA JUGA:Wajib Coba! Es Krim Durian yang Lezat dan Segar, ini Resep dan Cara Membuatnya, Dijamin Nagih!
Kami terpaksa diantar menggunakan motor menuju ke kaki Bukit Kemiri. Ini kami lakukan karena tidak ada tempat penitipan motor di kaki Bukit Kemiri. Maklum guys posisinya di tengah hutan.
Lebih kurang 15 menit menyisiri jalan setapak yang medannya tanjakan dan turunan, kami akhirnya tiba di sebuah pondok yang menjadi start perjalanan kami menuju ke Bukit Kemiri.
Dengan penuh kehati-hatian, kami mulai menyusuri lereng Bukit Kemiri dengan kemiringan lebih kurang 30 derajat.
Sepanjang perjalanan kami hanya mengandalkan penerangan senter yang kami siapkan sebelumnya.
BACA JUGA:Minum Kopi Campur Durian Bisa Beracun, Benarkah, Cek Mitos atau Fakta