Tidak ada pemandangan apapun yang kami lihat sepanjang perjalanan. Hanya ada semak belukar dan pohon bambu yang kami lihat.
Medan yang menanjak disertai hujan yang tidak terlalu deras membuat kami harus ekstra hati-hati.
Bahkan tak jarang kami terpeleset akibat medan yang terlalu licin.
Sesekali kami melintasi kebun kopi milik warga. Nah di sinilah kesempatan kami untuk beristirahat mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan ke Bukit Kemiri.
BACA JUGA:Martabak Durian Cheese yang Legit dan Nikmat, ini Resep dan Cara Membuatnya, Yuk Dicoba!
Setelah beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan. Bukan tambah menurun atau melandai medan yang kami lalui. Semakin ke atas kami harus berjalan menyisiri medan yang semakin menanjak.
Sempat terpikir di benak saya untuk membatalkan perjalanan menuju ke Bukit Kemiri. Tapi ibarat buah Simalakama.
Turun ke bawah sangat jauh, melanjutkan perjalanan kami rasa-rasa tak sanggup lagi.
Akhirnya saya memutuskan meminta kawan-kawan untuk beristirahat kembali menghimpun tenaga.
BACA JUGA:Inilah Resep Pancake Durian yang Enak dan Lembut, Kenali 5 Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh
Setelah 5 menit beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Bukit Kemiri.
Tapi kali ini kami terpaksa menggunakan tips tarik dorong untuk membantu kawan yang dirasa sudah tidak sanggup lagi melakukan perjalanan. Terutama saya ya guys.
Apa itu tips tarik dorong? Ya sesuai namanya, teman kami yang tidak sanggup melanjutkan perjalanan ditarik teman yang ada di bagian depan dan didorong teman yang ada di belakang.
Alhamdulillah pukul 20.30 WIB kami akhirnya tiba di pondok di Bukit Kemiri lokasi yang kami tuju.
BACA JUGA:Durian di Lubuk Linggau Murah Banget, Mulai dari Rp5.000, Ini Lokasi Tempat Jualannya
Tanpa buang waktu saya bergegas mengganti pakaian yang basah akibat rintik hujan dan keringat.