“Pandemi bisa dimaknai seperti sebuah durian. Dari luar kelihatannya keras dan menyengsarakan, tapi ada hikmah di baliknya. Bak durian yang luarnya berduri, tapi rasa daging buahnya manis dan lembut,’ terang Jenny.
Inspirasi tersebut lalu diterjemahkannya dengan estetika desain dari budaya punk.
Identik dengan pemberontakan, punk dimaknai Jenny sebagai semangat untuk beradaptasi dengan perubahan agar bisa bertahan di tengah pandemi.
Kemunculan batik durian Lubuklinggau di Milan Fashion Week lantas mendapat apresiasi dari banyak pihak.
BACA JUGA:Profil dan Biodata Putri Ariani Juara 4 America’s Got Talent 2023
Diharapkan, pencapaian tersebut dapat menciptakan peluang baru bagi insan kreatif Indonesia di pasar internasional sehingga ikut mensejahterakan para pelakunya.
Dari penjelasan diatas tadi semoga kita bisa mengelola dan mengembangkan hasil kebudayaan kita yang tak hanya batik durian saja namun terdapat beberapa kebudayaan yang dapat kita kebangkan. Semoga bermanfaat. (*)