BACA JUGA:Kesaktian Putri Silampari Musi Rawas, 1 Butir Padi untuk Makan Sekeluarga
Dengan gontai di malam yang masih purnama itu, Bujang Bekorong meratapi dirinya.
Pupus semua harapan, entah apa lagi yang harus dilakukan untuk menggapai mimpi yang mulai sirna dalam sekejap.
Dalam kesedihan dan keputus asaan Bujang Bekorong, tertegun sejenak mendengar suara asing diantara suara-suara penghuni hutan yang yang terkadang jelas terkadang sayup - sayup.
Bujang Bekorong mengkonsentrasikan pendengarannya,dan sedikit ada gairah, bahwa suara yang didengarnya mengisyaratkan suara tanggis perempuan.
BACA JUGA:Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya
Bujang Bekorong mengendap mencari sumber suara.Betapa terkejut dan senangnya hati Bujang Bekorong apa yang dilihatnya adalah Bidadari Bungsu yang pakaian terbangnya ada pada Bujang Bekorong.
Perlahan Bujang Bekorong mendekat, entah harus memulai pembicaraan dari mana. Bidadari melihat bayangan mendekat, terkejut dan ketakutan.
Ia lantas menanyakan sosok Bujang Bekorong dan meminta untuk pergi darinya.
Bujang Bekorong mencoba menjelaskan dengan selembut-lembutnya.Sambil memandang ke langit Dewi Bungsu menceritakan nasib dan takdirnya.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Musi Rawas, Tuah Negeri Pasang Strategi, Belanda Takut Dengan Busa Warna Merah
Ia mengaku berasal dari khayangan yang merupakan bidadari ketujuh dari ketujuh. Dirinya bersama 6 saudaranya mandi di telaga, namun pakaian terbangnya hilang.
Saudaranya coba menolongku untuk tetap bisa kembali ke khayangan. Namun ketika hendak mencapai pintu langit, dirinya terjatuh dan saudaraku tidak bisa menolong lagi.
Bujang Bekorong merasa kasiahan menawarkan bantuan kepada Drwi Bungsu dan mengucapkan kalau yang dialaminya merupakan takdir.
"Namaku, Dewi Bungsu dan apa maksud Kanda (Bujang Bekorong) ini takdir? Tanya Dewi Bungsu sangat penasaran.
BACA JUGA:Asal Usul Tuah Negeri, Bujang Tua Rejang Lebong Bertapa Mencari Jodoh, Merantau ke Musi Rawas