Bujang Bekorong kemudian menjelaskan, kalau dirinya dan Dewi Bungsu sudah ditakdirkan untuk bertemu. Bujang Bekorong berjanji akan menjaga Dewi Bungsu dan mengasihi sepenuh jiwa.
Dewi Bungsu sejenak memikirkan maksud dari pembicaraan Bujang Bekorong.
”Kalau ini semua memang takdirku, takdir kita, aku bersedia ikut,” jawab Dewi Bungsu.
Begitu senangnya Bujang Bekorong mendengar jawaban dari Dewi Bungsu. Keduanya meninggalkan hutan yang gelap dan sunyi itu.
Beberapa tahun kemudian, Bujang Bekorong menjadi seorang raja disuatu kerajaan yang dibangunya bersama permaisuri hatinya, Dewi Bungsu.
Saat permaisuri Dewi Bungsu hami 3 bulan, Bujang Bekorong pergi mengembara ke Negeri Palembang.
Sebagai penganti sementara, Dewi Bungsu untuk memimpin kerajaan selama ditinggalkan Bunag Bekorong.
Sebelum berangkat, Bujang Bekorong menitipkan pesan kepada Enam Dehe (pembantu perempuan yang masih gadis) agar menjaga dan melayani Dewi Bungsu selama dia mengembara.
BACA JUGA:7 Bidadari Mandi di Telaga Musi Rawas, Bikin Patah Hati Pemuda Perantau Asal Curup, Begini Kisahnya
Kepercayaan yang diberikan Bujang Bekorong kepada Enam Dehe ini ternyata dihianati.
Dehe Enam pun menyanggupi dan siap menjalankan perintah Bujang Bekorong dan Permaisurinya Dewi Bungsu.
Pergilah Bujang Bekorong mengembara meninggalkan kerajaannya dan permaisurinya yang sedang mengandung tiga bulan.
Sepeninggal Bujang Bekorong mengembara ke negeri Palembang, Permaisuri Dewi Bungsu selalu direpotkan dengan keberadaan Dehe Enam yang lama kelamaan menjadi sulit diperintah dan diatur.
BACA JUGA:Keramat Moneng Tekending, Perantau Asal Rejang Lebong Mencari Peruntungan di Musi Rawas, Bertemu SAD
Dehe Enam bertingkah laku seenaknya di kerajaan yang sementara waktu dipimpin Dewi Bungsu.