Sang Raja semakin mengibah kepada Budak Bosok untuk mengetahui keberadaan ibunya. "Katakan siapa ibumu sebenarnya, anakku...! Budak Bosok menceritakan keberadaan ibunya yang sebenarnya,”
Ibuku, setiap malam Jum'at ia selalu menemuiku di Balai istana ini. Kami bertemu di sini agar tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya.
Ibuku namanya Dewi Bungsu, Ia berada di langit khayangan”. Mendengar cerita Budak Bosok, Sang raja langsung mendekap erat anak kecil tersebut yang tidak lain adalah putranya, buah cintanya dengan Dewi Bungsu permaisurinya.
Sang raja mencari-cari keberadaan Dewi Bungsu. "Ayahanda, ibu sudah kembali ke khayangan, dan la mengatakan bahwa Jum'at yang akan datang Ia terakhir menemuiku.
Ibu mengatakan Ia bisa tinggal bersama lagi di Bumi, andaikan Ayahanda dapat menjalankan syarat apa yang diinginkan Ibunda".
Katakanlah, ayahanda akan menyanggupinya, asalkan Ibumu kembali bersama kita."Ayahanda, Ibu mengatakan syaratnya, Ayahanda harus mencincang anjing dengan pisau herder menjadi dua bagian.
Lalu menebarkan buah pinang pada saat ibunda turun ke bumi. Dengan melihat darah anjing dan buah pinang tersebut ibu tidak akan bisa kembali ke khayangan, inilah pesan Ibu, Ayah”.
Dengan antusias Sang Raja mendengarkan syarat yang diucapkan putranya, "Baik, anakku. Ayah akan siapkan. Dan jangan kau ceritakan semua ini dengan siapa pun yang ada di kerajaan ini.
Terutama kepada ibu angkatmu, dan terlebih lagi dengan Dehe Enam. Sekarang Ayahanda jadi tahu siapa biang semua ini.
Dan kembalilah kau ke dapur anakku, kita akan bersama". Budak Bosok, kembali ke dapur dimana la bermain dan tumbuh besar bersama ibu angkatnya, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan dari penghuni istana.
BACA JUGA:Terungkap Pasangan yang Menginap di Hotel Grand Zuri Lubuklinggau, Polisi Berikan Penjelasan
Sang Raja, merasa sangat puas akan apa yang disaksikannya dan yang dialaminya malam ini. Ia pun sangat marah besar pada Dehe Enam yang Ia tahu pasti Dehe Enam sudah berbuat jahat pada Permaisurinya Dewi Bungsu dan Putranya Budak Bosok, Raja akan membuat perhitungan.
Seperti biasanya, pagi yang cerah itu Sang Raja dan segenap perangkat kerajaan mengadakan pertemuan mengenai nasip kerajaan dimasa yang akan datang. Raja sangat menghawatirkan tentang penerus atau pewaris kerajaan, karena Sang Raja tidak memiliki putra.
Untuk itulah Sang Raja akan mencari permaisuri yang baru untuk beroleh keturunan. Berita ini langsung terdengar oleh Dehe Enam, mereka semua merasa sangat bersaing untuk meluluhkan perasaan Sang Raja.