Pada suatu hari diriwayatkan Bujang Bekorong mengahadap Neneknya untuk mohon izin dan restu akan berjalan.
Bujang Bekorong ingin sekali berkeluarga, namun la kurang ada keberanian untuk menemukan calon pendampingnya.
Dengan keberanian yang telah direncanakan Bujang Bekorong berbicara serius dengan Neneknya. Mendengar maksud Cucunya untuk keluar pondok mencari kehidupan baru, sang Nenek berat hati.
Namun untuk perubahan hidup mungkin lebih baik untuk cucunya, nenek pun tidak keberatan.
BACA JUGA:7 Bidadari Mandi di Telaga Musi Rawas, Bikin Patah Hati Pemuda Perantau Asal Curup, Begini Kisahnya
Sang nenek kemudian memberikan isyarat dengan cerita, andai cucunya ingin mencari pendaping hidup, cobalah menemukan suatu tempat yang namanya Mahligai.
Nenek pun menceritakan bahwa Maligai itu adalah tempat mandinya para bidadari yang turun dari kerajaan langit. Bidadari khayangan itu turun ke bumi dan mandi di Mahligai setiap malam Jum'at.
Mendengar cerita neneknya tentang mahligai membuat Bujang Bekorong bersemangat untuk menemukan tempat tersebut.
Sang Nenek membekali Bujang Bekorong dengan seekor ayam beruge putih untuk dibawa selama berjalan.Ayam itu sebagai petunjuk Bujang Bekorong untuk menemukan tempat perhentiannya dalam mengembara.
BACA JUGA:Keramat Moneng Tekending, Perantau Asal Rejang Lebong Mencari Peruntungan di Musi Rawas, Bertemu SAD
Apabila ayam beruge putih tersebut berkokok, Bujang Bekorong diminta berhenti bejalan. Karena ditempat ayam tersebut berkokok adalah Mahligai.
Bujang Bekorong benar-benar mendengarkan petunjuk yang diberikan oleh Neneknya sebagai bekal petunjuk jalannya esok hari.
Malam itu Bujang Bekorong merasa puas telah menyampaikan maksudnya kepada Neneknya yang telah pulas tertidur karena sisa tenaga yang telah terporsir seharian.
Namun Bujang Berkorong jauh dalam lamunannya mengidamkan Bidadari.Apa mungkin bisa menemukan Maligai?... Apa mungkin bisa bertemu dengan Bidadari ?
BACA JUGA:Sumpah Bereng Kecik, Orang Kupang Jangan Menikah dengan Tanah Periuk Sebelum Kambing Bertanduk Emas
Esok paginya Bujang Bekorong siap untuk melakoni perjalanan pengembaraannya, dengan membawa ayam beruge putih pemberian Neneknya.