Dengan memohon restu Neneknya, Bujang Bekorong berjalan meninggalkan Neneknya dan talang dimana ia dibesarkan.
Di perjalanan, Bujang Bekorong sangat bersemangat melewati imbeh (Rimba), gunung, sungai. Sesekali ia pun harus beristirahat melepas lelah dan dahaga.
Usai sejenak beristirahat Bujang Bekorong melanjutkan pengembaraannya. Di jalan sering kali Bujang Bekorong harus menebas ranting pepohonan yang menghalagi jalannya.
BACA JUGA:Postingan Video Viral di Hotel Grand Zuri Hilang di Facebook
Seringkali pula Bujang Bekorong harus sembunyi-sembunyi dari binatang buas yang sedang berjalan tak tentu arah.
Tak lama kemudian Bujang Bekorong telah menemukan tempat peristirahatannya di malam yang kian berkuasa.
Di atas dahan yang rindang dengan beberapa kayu yang sengaja dipanlangkan dari dahan kedahan jadilah buat Bujang Bekorong menidurkan tubuhnya.
Ini menjadi salah satu cara Bujang Bekorong untuk menghindari jangkauan binatang buas yang tidak sengaja bertemu dengannya.
Mata belum juga terpejam, pikiran Bujang Bekorong jauh memikirkan Neneknya yang sendiri di pondok.
Dalam hati Bujang Berkorong memohon kepada yang Kuasa agar dirinya ditunjukan jalan untuk menemukan Maligai.
Paginya, dengan udara yang lembab berembun tidak bisa mengusik tidur pulas Bujang Bekorong yang sangat lelah.
Ia terbangun paksa, sementara ayam beruge putih miliknya masih nangkring di dahan pohon di dekatnya.
BACA JUGA:Ini Penjelasan Hotel Grand Zuri Lubuklinggau Soal Video Viral
Bujang Bekorong bergegas menyiapkan dirinya untuk melanjutkan perjalanan, sambil mencari bahan makanan yang tumbuh di hutan yang bisa dimakan.
Tanpa banyak mengeluh Bujang Bekorong melanjutkan pengembaraannya.