Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya

Jumat 14-07-2023,22:28 WIB
Reporter : Budi Santoso
Editor : Budi Santoso

BACA JUGA:Efek Positif Jika Tol Palembang – Bengkulu Sudah Jadi, Lubuklinggau Juga Mendapatkan Imbasnya

Setelah istrinya pulang dari mencuci pakaian di sungai melihat tutup periuk nasinya sudah terbuka maka Seringgu Pisat menangis.

Karena dengan dilanggarnya pantangan itu menyebabkan mukjizat dimilikinya menghilang.

Semenjak itulah dia harus menanak nasi seperti orang biasa dijemur dan ditumbuk terlebih dahulu. 

Setelah menjadi beras baru dapat dimasak dan memasaknya harus disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga agar cukup. 

BACA JUGA:Hati-hati! Rusak Mika Jendela Pesawat Kena Denda Rp 2,5 Miliar

Dengan demikian kebutuhan akan padi semakin banyak, sehingga persedian padinya semakin menipis.

Pada suatu hari Seringgu Pisat akan mengambil padi di lumbung, melihat padinya sudah sangat sedikit. 

Tanpa sengajar dia melihat ada selendang di dasar lumbung. 

Dengan perasaan yang sangat bahagia diambilnya selendang tersebut langsung dipakainya.

BACA JUGA:Estimasi Waktu dari Lubuklinggau ke Bengkulu, Palembang, Lampung dan Jambi, Jika Jalan Tol Sudah Rampung

Saat itu juga dia menemui suami, anak dan ibu mertuanya untuk berpamitan akan kembali ke khayangan tempat kedua orang tua dan enam saudaranya.

Seringgu Pisat juga mengatakan tujuannya ke khayangan untuk meminta izin dari keluarganya agar bisa menetap selamanya di bumi bersama suami, anak  serta ibu mertuanya.

Dengan berat hati Bujang Penulup melepas Seringgu Pisat, untuk berangkat.

Namun kenyataannya setelah sekian lama, sang istri Seringgu Pisat tidak juga kembali ke bumi.

BACA JUGA:Anggota TNI Tabrakan di Lubuklinggau, Lawannya Patah Kaki

Kategori :