Muncul niat Bujang Penulup untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Dengan mengendap-endap dan berhati-hati Bujang Tulup mengintai dari celah semak-semak kearah Telaga Tebat Limbang.
Bujang Penulup melihat di depannya ada 7 bidadari sangat cantik sedang mandi bersiram-siraman di Telaga Hutan Tebat Limbang.
BACA JUGA:Sumpah Bereng Kecik, Orang Kupang Jangan Menikah dengan Tanah Periuk Sebelum Kambing Bertanduk Emas
Tak jauh dari tempat itu Bujang Penulup melihat tumpukan pakaian dan selendang para bidadari.
Ternyata selendang tersebut dipergunakan para bidadari untuk terbang sebagai sayap.
Muncul niat dihati Bujang Penulup untuk mengambil sehelai selendang bidadari tadi.
Ia ingin membuktikan apa benar kalau tanpa selendang bidadari tidak bisa terbang kembali ke khayangan.
BACA JUGA:Lima Polisi di Lubuklinggau Terjaring Operasi Patuh Musi 2023, ini Ancaman Sanksinya
Setelah puas mandi, para bidadari mengambil selendang untuk kembali ke khayangan.
Ternyata selendang biadari yang bungsu bernama Seringgu Pisat tidak ditemukan.
Karena waktu mereka harus kembali lagi ke khayangan sudah tiba, Seringgu Pisat tidak dapat pulang bersama kakak-kakaknya.
Dengan perasaan sedih terjadilah perpisahan antara bidadari bungsu dengan kakaknya.
Dalam kesendiriannya bidadari Seringgu Pisat menangis dan mengucapkan sumpah. Jika selendangnya ditemukan laki-laki maka akan dijadikannya suami.
Tapi jika yang menemukannya wanita maka akan dijadikan saudara. Tiba-tiba Seringgu Pisat mendengar suara manusia yang mendekatinya.