Ternyata dia adalah Bujang Penulup yang menyapa dan membujuknya (Merayu ).
Terjadilah percakapan, sehingga Bidadari Seringgu Pisat setuju untuk ikut bersama Bujang Penulup ke desanya.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel H Herman Deru Berharap Pelayanan Kesehatan Lebih Maksimal dan Sempurna Lagi
Sampai di rumah, ibu Bujang Penulup menyambut kedatangannya dengan gembira.
Karena akan mendapatkan seorang menantu yang cantik dan sopan santun.
Kejadian ini menjadi perbincangan masyarakat di Desa Muara Megang.
Seringgu Pisat ternyata dapat mengobati penyakit Koreng (Puru) diderita Bujang Penulup yang sekarang akan menjadi suaminya.
BACA JUGA:Resmikan Musim Baru DBL, Menpora: Kontribusinya Nyata Terhadap Prestasi Basket Indonesia
Dengan kesaktian yang dimilikinya, Bidadari Seringgu Pisat dapat membuat Bujang Penulup berubah menjadi pemuda sangat tampan dan gagah.
Tak lama kemudian terjadilah pernikahan antara Bujang Penulup dan Bidadari Seringgu Pisat.
Sejak itulah kehidupan mereka berubah sama sekali. Dahulu mereka miskin dan sengsara sedangkan sekarang mereka hidup dalam berkecukupan.
Hal ini disebabkan karena Seringgu Pisat mempunyai kelebihan atau mukjizat dapat menanak nasi cukup dengan padi satu urai (satu tangkai).
BACA JUGA:Selama Jabat Kapolres Muratara, AKBP Ferly Rosa Putra Sudah Pecat Belasan Anggota Nakal
Dengan kesaktian ini, padi yang ada di lumbung tidak habis-habis.
Namun kemukijizatan dimilikinya ada pantangannya yang harus dipatuhi oleh Bujang Penulup dan Ibunya.
1. Apabila akan menanam padi harus memakai sesajen secukupnya.