Kala itu, siapa yang paling tinggi ilmu kesaktiannya maka dialah yang berkuasa. Terbanyang nggak?
Kemampuan ilmu beladiri mumpuni serta keterampilan dalam memperbuat hal-hal berada di luar akal sehat manusia merupakan ukuran penting.
Sehingga seseorang dihargai di tengah masyarakat, karena, salah satu tujuan hidup di masa itu, menguasai berbagai ilmu kesaktian.
Walaupu untuk mendapatkan kesaktian seeorang harus melalui berbagai rintangan serta bahaya mengancam nyawa.
Bahkan kala itu orang tidak akan berhenti mencari ilmu kesaktian sebelum tersohor di berbagai pelosok.
Kala itu ada seorang pemuda bernama Linggau, putra mahkota kerajaan.
Linggau merupakan putra kesayangan baginda, seorang raja dikenal arif serta bijaksana.
Linggau merupakan tumpuan harapan istana, penerus serta pewaris kejayaan kerajaan di masa depan.
BACA JUGA:Keunikan Situs Megalitik Tutari, Berada di Atas Bukit, Berikut Asal Usul Namanya
Di luar istana, rakyat kerajaan di lembah Bukit Sulap hidup damai dan sejahtera.
Mereka mencukupi seluruh kebutuhan hidup dengan mengolah serta memanfaatkan berbagai hasil yang telah disediakan alam.
Rakyat menjalani kehidupan dengan penuh suka cita serta senantiasa merasa dinaungi oleh keluarga istana.
Apalagi, raja mereka terkenal sakti mandraguna. Kesaktian baginda raja tidak hanya dikenal di dalam lingkungan kerajaan.
Baginda raja ditakuti para pendekar sakti yang hidup di masa itu, terutama penjahat dan perampok.