Kemudian, uang digital selanjutnya adalah E-Gold. Pada tahun 1996 Dr. Douglas Jackson dan Barry Downey menciptakan kepemilikan emas yang dikaitkan elektronik.
Mata uang digital tersebut memungkinkan pengguna untuk mentransfer kepemilikan emas antara pengguna situs web, yang dengan cepat meski tidak sengaja menjadi alat "pencuci uang" dan orang lain yang mencari anonimitas dalam aktivitas ilegal mereka.
Selanjutnya, salah satu pelopor cryptocurrency awal yakni Nick Szabo, menciptakan sebuah konsep yang akhirnya mengarah pada penciptaan Bitcoin. Konsep tersebut disebut Bit Gold dan menggunakan banyak teknik blockchain yang sama, seperti halnya jaringan peer-to-peer, penambangan, buku besar atau registri, hingga kriptografi.
Bit Gold bertujuan untuk menghindari ketergantungan pada distributor serta otoritas mata uang terpusat. Adapun tujuan dari Szabo yakni agar Bit Gold mencerminkan properti emas asli, sehingga memungkinkan pengguna menghilangkan perantara.
Namun, seperti upaya mata uang digital lainnya, Bit Gold pada akhirnya tidak berhasil. Tapi, Bit Gold juga mengilhami mata uang digital yang memasuki pasar satu dekade atau lebih setelah diperkenalkan.
Kemudian, pada tahun 1998 Wei Dai mengusulkan sistem kas elektronik terdisitribusi anonim yang disebut B-money. Dai menyarankan dua protokol yang berbeda, termasuk yang membutuhkan saluran siaran yang sinkron dan tidak bisa diganggu.
Pada akhirnya, B-Money tidak pernah berhasil dan B-Money berbeda dari Bitcoin dalam banyak hal. Meski begitu, B-Money juga merupakan upaya sistem uang digital anonim, pribadi, dan aman.
Karena, dalam sistem B-Money, nama samaran digital akan digunakan untuk mentransfer mata uang melalui jaringan terdesentralisasi. Sistem itu menyertakan sarana untuk penegakan kontrak dalam jaringan tanpa menggunakan pihak ketiga.
BACA JUGA:Tim Macan Amankan Biduan, Pacar Pelaku Pencurian Mobil Perawat RS Siloam Silampari
Kendati Wei Dai mengusulkan whitepaper untuk B-money, pada akhirnya peluncurannya tidak sukses karena tidak mendapat begitu banyak perhatian dari publik.
Pada tahun 1990-an, terdapat mata uang digital bernama Hashcash, yang merupakan mata uang digital pra-bitcoin yang paling sukses. Hashcash dirancang untuk sejumlah keperluan, termasuk meminimalkan email spam dan mencegah serangan DDoS.
Hascash membuka berbagai kemungkinan yang baru akan terwujud setelah hampir dua dekade kemudian. Mata uang digital tersebut menggunakan algoritme proof-of-work untuk membantu pembuatan serta distribusi koin baru, seperti cryptocurrency kontemporer lainnya.
Namun, Hascash juga mengalami banyak masalah yang sama dengan cryptocurrency saat ini, di mana pada tahun 1997 menghadapi peningkatan kebutuhan daya pemrosesan, hingga Hascash menjadi semakin tidak efektif.
BACA JUGA:Berawal Dari Penggerebekan Warga, Kecelakaan Camry Wanita Tanpa Busana di Jambi
Meski Hascash akhirnya gagal, tapi mata uang digital tersebut melihat minat yang signifikan di masa jayanya. Akibatnya, banyak elemen dari sistem Hashcash masuk ke dalam pengembangan Bitcoin.