Cerita Dokter yang Bertugas di Pelosok Sumatera Selatan, Jalan Rusak Terpaksa Menginap di Jalan

Minggu 13-11-2022,09:50 WIB
Editor : Endang Kusmadi

Jika harus dirujuk ke rumah sakit, masyarakat cenderung lebih memilih untuk berobat ke Kota Prabumulih. 

Mengingat kondisi jalan akses yang jauh lebih baik dengan waktu tempuh 1 jam melewati jalan aspal. 

“Ketimbang menuju RSUD Ogan Ilir dengan kondisi jalan rusak dan waktu tempuh yang lebih lama,” katanya.

BACA JUGA:Gak Cuma Dibikin Jus, Buah Naga Bermanfaat untuk Kesehatan Kulit

Selain itu, tidak semua masyarakat di pelosok mempunyai biaya yang cukup untuk membayar biaya pengobatan maupun persalinan. 

Masyarakat banyak bergantung dari hasil perputaran getah karet setiap dua minggu sekali. “Jadi banyak warga yang kalau melahirkan terpaksa berutang dulu,” ungkapnya.

Kesejahteraan bidan desa juga masih jauh di bawah rata-rata dengan menggantungkan insentif sekitar Rp200 ribu per bulan. 

Serta terkait komunikasi pun tergolong sulit, susahnya sinyal dan jaringan telepon maupun internet membuat masyarakat dan nakes susah berkomunikasi

BACA JUGA:Bagaimana Cara Cegah Penyakit dan Jaga Kesehatan? Ini 5 Kebiasaan yang Tidak Rumit!

Di OKI, ada dr Dewi Zartika yang merupakan dokter umum di Puskesmas Rantau Durian Kecamatan Lempuing Jaya. 

Dia mengaku selama bertugas disana yang menjadi kendala adalah akses ke rumah warga.

“Sekarang sudah agak mendingan di bandingkan dulu, jalan sudah banyak diperbaiki, tapi jika masuk musim penghujan biasanya sulit sekali dijangkau sekarang semua berkurang,” katanya. 

Biasanya, dia melakukan home visit ke desa-desa.  “Banyak juga yang tidak menggunakan BPJS Kesehatan jadi mereka bayar mandiri,” jelasnya. (*)

Kategori :