Klaim Paslon Pilkada Lubuk Linggau Unggul 80 Persen, Pengamat: Hanya Kepanikan, Sulit Dipercaya
Pengamat Politik Sumsel menyebut, Paslon yang mengklaim didukung 80 persen masyarakat Lubuk Linggau sulit dipercaya dan hanya bentuk kepanikan.--
LINGGAUPOS.CO.ID – Pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lubuk Linggau nomor urut 2 H Rachmat Hidayat – H Rustam Effendi mengklaim didukung 80 persen dari 169 pemilih dinilai pengamat sulit dipercaya.
Klaim dukungan 80 persen ini disampaikan Taufik Siswanto salah satu Tim Pemenangan Paslon nomor 2 saat melakukan kampanye di di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Lubuk Linggau Barat 1, Minggu, 6 Oktober 2024.
Pengamat politik Sumatera Selatan Bagindo Togar menyebut, angka yang begitu fantastis tersebut sulit dipercaya.
Alasannya survei yang digunakan sebagai dasar klaim tersebut berasal dari lembaga yang tak memiliki identitas jelas.
BACA JUGA:PT Sumatera Sawit Lestari Gelar RAT Koperasi Konsumen Karyawan Maju Bersama Tahun 2024
"Lembaga survei tanpa identitas, atau berlindung dibalik kemasan survei internal yang disebut-sebut kredibel, justru menunjukkan bahwa hasilnya sangat diragukan," ungkap Togar, dalam keterangan resmi diterima LINGGAUPOS.CO.ID, Selasa, 8 Oktober 2024.
Togar menjelaskan, bahwa klaim tersebut tidak disertai dengan informasi penting seperti metodologi survei, rentang waktu, jumlah responden, hingga spesifikasi karakteristik responden.
Artinya survei tersebut tidak memenuhi kaidah akademis yang seharusnya menjadi landasan dalam publikasi data survei.
Ketiadaan informasi mengenai probabilitas dan margin of error dalam survei menurut Togar, menandakan ketidakvalidannya.
BACA JUGA:PPPK 2024, Ini Ketentuan Unggah Dokumen Agar Lolos Seleksi Administrasi, Cek Sekarang!
“Publikasi seperti ini sering muncul akibat kepanikan, terutama ketika elektabilitas lawan politik semakin stabil dan kuat di kalangan berbagai kelompok sosial di Lubuk Linggau," urainya.
Tingkat kesadaran publik di Lubuk Linggau sebagai kota dengan perkembangan pesat di Sumatera Selatan menurutnya dianggap memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial tinggi.
Oleh karena itu, klaim yang dibuat tanpa data yang valid hanya akan dianggap sebagai upaya sensasional tanpa substansi oleh sebagian besar masyarakat.
“Publikasi hasil survei yang tidak kredibel seperti ini tidak akan diminati oleh warga yang cerdas dan rasional. Bahkan sebaliknya hanya diterima oleh sebagian kecil masyarakat yang belum memahami substansi,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: