Mengenal Cut Nyak Dien Pahlawan Kemerdekaan Wanita yang Memimpin Perang, Begini Kisahnya

Mengenal Cut Nyak Dien Pahlawan Kemerdekaan Wanita yang Memimpin Perang, Begini Kisahnya

Mengenal Cut Nyak Dien Pahlawan Kemerdekaan Wanita yang Memimpin Perang, Begini Kisahnya--

BACA JUGA:Peringati HBP ke-60, Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Upacara Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Pahlawan

Setelah resmi menikah, Teuku Umar mengizinkan Cut Nyak Dien untuk ikut berperang. Pasangan ini bertekad untuk berjihad, yakni melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Namun nahas, Cut Nyak Dien harus kehilangan suami untuk kedua kalinya, ketika Teuku Umar gugur tertembak peluru pada 11 Februari 1890.

Meski begitu Cut Nyak Dien tak menyerah dan terus gigih berjuang melawan penjajahan. Bahkan, setelah kematian suami keduanya, Cut Nyak Dien memimpin pasukan dengan segala keterbatasannya, karena saat itu usianya sudah tua dan matanya pun mulai rabun.

Cut Nyak Dien memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman Meulaboh. Dalam perjuangannya, Cut Nyak Dien mendapat banyak dukungan dari beberapa tokoh besar, seperti uleebalang, datuk, dan penghulu.

BACA JUGA:Penjual Mie Formalin di Lubuk Linggau Dituntut Hukuman Penjara di Palembang

Perjuangan Cut Nyak Dien pun sungguh luar biasa, selama enam tahun lamanya ia gigih berjuang dari satu rimba ke rinba lain bersama pasukannya demi mempertahankan kebebasan rakyat Aceh dari penjajahan Belanda.

Berkat dari keberaniannya dalam memimpin pasukan pejuang Aceh, Cut Nyak Dien dikenal sebagai "Ratu Jihad" yang bahkan membuat takut pihak Belanda.

Pada April 1905, pasukan Cut Nyak Dien yang tersisa diserang secara tiba-tiba oleh Belanda, menyebabkan mereka kehilangan perbekalan dan harta benda.

Di tengah persediaan bahan makanan pasukan yang mulai menipis dan kesehatan Cut Nyak Dien juga semakin menurun.

BACA JUGA:5 Pelajar SD di Palembang Keracunan Permen Semprot, Adakah di Lubuk Linggau, Musi Rawas dan Muratara

Bahkan selama delapan hari, Cut Nyak Dien sudah tak makan nasi dan hanya mengandalkan pisang bakar.

Disamping kehidupan yang sulit itu, Cut Nyak Dien juga terserang penyakit yang membuat matanya rabun.

Lantas, karena tidak tega melihat kondisi pemimpinnya, seorang panglima perang bernama Pang Laot Ali memberitahukan persembunyian mereka kepada Belanda.

Tapi, sebelumnya Pang Laot ini pun sempat berunding dengan Belanda dan membuat perjanjian bahwa Ia bersedia menyerahkan Cut Nyak Dien, asalkan pemimpinnya itu dijaga dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: