Ketahui, Inilah Sejarah Paskibraka dan Formasi Pengibaran Pada Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Ketahui, Inilah Sejarah Paskibraka dan Formasi Pengibaran Pada Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Sejarah Paskibraka.--

BACA JUGA:Cerita Anak Petani dari Tugumulyo dan Megang Sakti Musi Rawas, Lolos Paskibraka Sumatera Selatan

Pasukan 17 / pengiring (pemandu),

Pasukan 8 / pembawa bendera (inti),

Pasukan 45/pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). 

BACA JUGA:2 Pelajar Musi Rawas Lolos Paskibraka Sumatera Selatan 2024, ini Dia Keduanya

Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada,  Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. 

Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. 

Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.

BACA JUGA:2 Pelajar SMAN 2 Kota Bengkulu Terpilih Jadi Paskibraka Nasional 2024 di IKN, Salah Satunya Anak Tukang Jahit

Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. 

Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. 

Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.

Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada tahun 1973, Idik Sulaiman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: