BPOM Berhasil Sita 188 Ribu Lebih Produk Pangan Senilai Rp2,2 Miliar Selama Ramadan 2024, Cek Daerah Terbanyak

BPOM Berhasil Sita 188 Ribu Lebih Produk Pangan Senilai Rp2,2 Miliar Selama Ramadan 2024, Cek Daerah Terbanyak

Produk Pangan.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2024 ini, telah terjadi peningkatan permintaan produk atau demand pangan yang diikuti oleh peningkatan persediaan atau supply.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Kamis, 4 April 2024, momen seperti itu sering kali dimanfaatkan oleh beberapa pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab untuk menjual produk pangan yang tidak memenuhi syarat keamanan hingga mutunya.

Selama periode Ramadan dan jelang Idul Fitri 1445 H/2024 ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali melakukan intensifikasi pengawasan pada pangan.

Sejak pada 4 Maret 2024 lalu, para petugas BPOM di 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM yang telah tersebar di seluruh Indonesia diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan bersama lintas sektor yang terkait dan masyarakat.

BACA JUGA:Oppenheimer Tayang Perdana di Jepang, AS Dikritik Korban Bom Atom, Begini Reaksi Warga Hiroshima

Menurut informasi, kegiatan tersebut akan terus dilanjutkan hingga pada 1 minggu setelah Lebaran 2024.

Diketahui, kegiatan pengawas ini juga berfokus pada produk pangan olahan terkemas yang sudah tidak memenuhi ketentuan (TMK).

Yang mana tanpa adanya izin edar (TIE)/illegal, kadaluarsa, rusak, serta pangan takjil buka puasa yang mengandung bahan yang terlarang.

Menurut laporan, kegiatan pemeriksaan sudah menyasar ke 2.208 sarana yang mana terdiri dari 920 sarana ritel modern.

BACA JUGA:Bulan Ramadan Puluhan Motor Balapan Liar di Musi Rawas, Ketahuan Polisi Begini Jadinya

Kemudian, 867 sarana ritel tradisional, 386 gudang distributor, 28 gudang importir, hingga 7 gudang e-commerce.

“Dari hasil pemeriksaan, kami menemukan 628 sarana (28,44%) yang menjual produk TMK berupa pangan TIE, kadaluarsa, dan rusak dengan jumlah total temuan pangan TMK sebanyak 188.640 pcs, yang diperkirakan bernilai lebih dari Rp2,2 miliar,” ungkap Plt. Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalusia.

Lebih lanjut juga, BPOM telah menargetkan pengawasan pada sarana peredaran yang mempunyai rekam jejak yang kurang baik termasuk gudang marketplace, sesuai tren belanja masyarakat yang banyak dilakukan lewat online.

BPOM juga akan terus mengintensifkan pengawasan serta melaporkan jumlah sarana yang diperiksa hingga tahap terakhir intensifikasi pengawasan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: