Rusia Klaim Ada 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina, Begini Tanggapan dari TNI
Kementerian Pertahanan Rusia merilis data yang menunjukkan bahwa sejak Februari 2022 lalu, sejumlah tentara bayaran asing sudah terlibat pada pertempuran di Ukraina--Instagram @unexplnd
LINGGAUPOS.CO.ID – Kementerian Pertahanan Rusia merilis data yang menunjukkan bahwa sejak Februari 2022 lalu, sejumlah tentara bayaran asing sudah terlibat pada pertempuran di Ukraina, termasuk warga negara Indonesia (WNI).
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 18 Maret 2024, menurut data tersebut, ada sekitar 13.387 tentara bayaran sudah berangkat ke Ukraina guna mendukung Kyiv dengan 5.962 di antaranya dikonfirmasikan tewas saat bertempur.
Diketahui, Rusia mengklaim negara Polandia mempunyai jumlah tentara bayaran terbesar yakni mencapai hingga 2.960 orang, dan ada sekitar 1.497 di antaranya tewas saat bertempur.
Selanjutnya, Amerika Serikat juga menjadi negara pengirim prajurit asing terbesar kedua yakni sekitar 1.113 orang yang mana sekitar 491 orang diperkirakan tewas, sebagaimana menurut laporan dari militer Rusia yang dikutip oleh media Russia Today.
BACA JUGA:Dipecat karena Nyabu, Mantan Hakim Danu Arman Kembali Berdinas Sebagai PNS, Apa Alasannya
Pada data tersebut juga diungkapkan bahwa ada 10 warga negara Indonesia (WNI) yang sudah bergabung dengan militer Ukraina, dengan empat di antaranya dikabarkan sudah tewas oleh Rusia.
Sebagai informasi, informasi tersebut juga sudah diterbitkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.
Pada laman X, Kementerian Pertahanan Federasi Rusia melalui akun resmi @mfa_russia mengklaim bahwa sejumlah tentara bayaran asing sudah tiba di Ukraina untuk berperang demi neo-Nazi, yakni sebutan bagi pihak Ukraina.
Namun, Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin membantah persoalan adanya klaim Rusia yang mengatakan 10 WNI menjadi tentara bayaran untuk militer Ukraina. Dirinya sebut pernyataan itu bohong.
BACA JUGA:Ini Tersangka yang Aksinya Viral, Begal Cewek Cantik di Simpang Blok 51 Lubuk Linggau
"Rusia membuka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan," ujar Vasyl.
Sedangkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu M Iqbal mengatakan data-data yang diungkapkan perlu ditanyakan ulang kepada Rusia.
"Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki," kata Iqbal.
Lebih lanjut, Ukraina mengklarifikasi bahwa pemerintah tidak mempekerjakan kontraktor militer swasta, namun hanya menerima sukarelawan untuk legion asingnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: