Miris, Buruh dari Brand Fashion Luxury Ini Bekerja Tanpa Dibayar, Simak Kisah di Baliknya

LINGGAUPOS.CO.ID – Brand Fashion Luxury, Loro Piana kembali menjadi sorotan publik. Bukan dikarena tren Quiet Luxury, namun Brand asal Italia ini ramai dibicarakan sebab adanya isu buruh pekerja yang tidak dibayar.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 18 Maret 2024, kabar tersebut pertama kali beredar setelah Bloomberg menyampaikan fakta dari para buruh pekerja Loro Piana di wilayah Lucanas, Peru.

Para buruh pekerja ini merupakan pencukur  bulu hewan endemik Peru, yaitu vicuna yang dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan knikwear Loro Piana.

Para pekerja yang tergabung dalam komunitas petani Peru ini terpaksa bekerja secara sukarela akibat aturan yang diberlakukan oleh presiden komunitas.

BACA JUGA:Ini Tersangka yang Aksinya Viral, Begal Cewek Cantik di Simpang Blok 51 Lubuk Linggau

Presiden yang mempunyai wewenang guna mendistribusikan sumber daya komunitas membuat aturan yang membuat pekerja lokal ini bekerja secara gratis dan pekerja luar dibayar 20 dolar AS per harinya.

Namun sayangnya, hingga saat ini pihak dari Loro Piana belum ada yang memberikan respon mengenai masalah tersebut.

Loro Piana ini Berjaya sebagai salah satu brand yang diuntungkan dengan naiknya tren quiet luxury. 

Tengok serial Succession yang mana salah satu pemainnya memakai baseball cap dari brand asal Italia ini hingga loafers mereka ikut menjadi populer.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Menu Makanan Saat Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

Menurut informasi, brand mewah ini menjunjung kualitas, dan mereka juga menawarkan material ekslusif pada produknya.

Beberapa fashion items mereka diketahui bermaterial dari serat hewan vicuna, mulai dari sweater, celana, hingga bomber jaket dan sweater yang dibanderol mulai dari Rp73 jutaan hingga Rp160 jutaan.

Loro Piana ini menghadirkan wool vicuna yang endemik dari kawasan Pegunungan Andes. 

Yang mana vicuna wool ini juga disebut sebagai kain paling langka serta wool terbaik di dunia sehingga tidak heran apabila harganya juga tinggi.

Sumber: