Muhammadiyah Sarankan Pemerintah Tidak Perlu Gelar Sidang Isbat, Ini Alasannya

Muhammadiyah Sarankan Pemerintah Tidak Perlu Gelar Sidang Isbat, Ini Alasannya

Muhammadiyah Sarankan Pemerintah Tidak Perlu Gelar Sidang Isbat, Ini Alasannya --Pixabay.com

LUBUK LINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID – Muhammadiyah menyarankan pemerintah tidak perlu menggelar sidang isbat untuk menetapkan lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1445 H. 

Sebab tahun ini, penetapan lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1445 H pemerintah akan sama dengan Muhammadiyah. 

Hal ini disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat menyampaikan ceramah dalam acara Tarhib Ramadan dan Milad ke-3 Masjid Al Birru di Desa Mindahan Kidul, Batealit, Jepara dikutip, Rabu 6 Maret 2024. 

Diketahui Pemerintah Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024 dan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024. 

BACA JUGA:Ramadan 2024 Sebentar Lagi, Moment Meningkatkan Ibadah, ini 10 Hadis Nabi Tentang Keistimewaannya

Sedangkan pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenang RI) baru akan menggelar sidang Isbat pada Minggu, 10 Maret 2024 untuk menentukan 1 Ramadan 1445 H. 

“Insya Allah Idul Fitri akan bareng (dengan pemerintah). Posisi hilal saat akhir Ramadan sudah di atas 8 derajat. Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas. Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga bisa hemat anggaran,” kata Abdul Mu’ti.

Menurut Abdul Abdul Mu’ti, berdasarkan pengalaman selama ini, penetapan Idul Fitri antara metode hisab dan ru’yah lebih sering menghasilkan perbedaan. 

Khusus Muhammadiyah lebih cenderung melakukan hisab haqiqi, sementara pemerintah menggunakan ru’yatul hilal atau melihat hilal dengan mata telanjang. 

BACA JUGA:Ramadan 2024 Sebentar Lagi, Moment Meningkatkan Ibadah, ini 10 Hadis Nabi Tentang Keistimewaannya

Dikatakan Abdul Mu’ti, jika posisi hilal di atas 8 derajat, dipastikan semua ormas Islam akan sama dalam menentukan Idul Fitri. 

Lebih lanjut Abdul Mu’ti mengulas, dalam sejarahnya, penetapan Idul Fitri selama ini sangat dinamis. 

Awalnya pernah dinyatakan bahwa posisi hilal akan bisa dilihat dengan mata telanjang kalau di atas 2 derajat. 

Tapi seiring waktu, ketentuan tersebut diubah menjadi di atas 4 derajat dan yang yang terbaru di atas 6 derajat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: