Kepala Bapanas Klaim Harga Beras Mulai Turun, Begini Penjelasannya

Kepala Bapanas Klaim Harga Beras Mulai Turun, Begini Penjelasannya

Kepala Bapanas Klaim Harga Beras Mulai Turun, Begini Penjelasannya--Pixabay.com

LINGGAUPOS.CO.ID - Kepala Badan Pangan Nasional (Bappenas) klaim bahwa harga beras sudah mulai turun, begini alasan yang ia beberkan.

Arief Prasetyo Adi selaku kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) klaim bahwa harga beras sudah mulai turun di pasaran.

Bahkan ia menyebutkan jika harga beras di pasaran mulai turun menjadi Rp14 ribu per kilogram (kg) setelah.

Hal itu disampaikan oleh Arif dalam agenda rapat koordinasi hari besar keagamaan nasional (HBKN) Puasa dan Idul fitri 1445 Hijriah di Jakarta, dikutip Selasa 5 Maret 2024.

BACA JUGA:Peduli Sesama, Epi Samsul Komar Berikan Bantuan Korban Kebakaran dan Nyatakan Siap Maju Pilwako 2024

“Jadi hari ini dengan harga gabah Rp 7.040 per kg, maka otomatis beras itu akan terkoreksi sekitar Rp 2.000. Jadi, harganya sekitar Rp 14.000 per kg,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa harga beras dipasaran mulai turun setelah harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani atau di sisi hulu juga turun.

Kata Arief, saat ini harga GKP mulai turun dari sebelumnya di atas Rp8 ribu per kilogram, kini secara nasional rata-rata berada di harga Rp7.040 per Kg.

Dia juga meyakini apabila harga gabah tersebut sudah turun maka harga beras juga akan terkoreksi signifikan.

BACA JUGA:Jelang Bulan Suci Ramadan 1445 H, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Bagikan Baju Muslim Kepada WBP

Menurut Arief pula, beras sempat mahal lantaran kenaikan dari harga GKP yang juga mengalami kenaikan. Biasanya, cara simpel menghitung beras yaitu dua kali lipat harga GKP.

“Selalu kami sampaikan agar mudah menghitungnya, kalau harganya Rp 8.000 atau Rp 9.000 per kg, berarti harga berasnya tinggal kalikan dua, jadi Rp 16.000 atau Rp 18.000 per kg,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa turunnya harga beras di pasaran setelah memasuki musim panen raya pada Maret-April yang diprediksi akan mencapai 3,5 juta ton.

“Harga akan mulai terkoreksi seiring dengan berjalannya panen yang angkanya kurang lebih 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5-2,6 juta ton. Panen di Lamongan, Tuban Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak Grobogan, Lampung, Sumsel,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: