Korea Selatan Dikabarkan Banyak Suami Jadi Bapak Rumah Tangga, Benarkah? Cek Fakta Berikut
Berdasarkan data Statistik Korea, tahun 2023, terdapat 16.000 pria yang tidak aktif secara ekonomi karena alasan menjaga anak.--Freepik com
LINGGAUPOS.CO.ID - Fenomena baru muncul di Korea Selatan, dimana semakin banyak pria memilih untuk tidak bekerja atau mencari pekerjaan dan menjadi bapak rumah tangga.
Berdasarkan data Statistik Korea, tahun 2023, terdapat 16.000 pria yang tidak aktif secara ekonomi karena alasan menjaga anak.
Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang masa yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja.
Hal ini mendorong beberapa pria untuk mengambil peran sebagai pengasuh utama anak di rumah.
BACA JUGA:Panggilan Kemanusiaan, DPD NasDem Lubuk Linggau Berikan Bantuan Korban Kebakaran
Dikutip dari beberapa sumber fenomena ini juga menunjukkan bahwa peran gender di Korea Selatan sedang mengalami perubahan.
Angka tersebut mencatat peningkatan sebesar 37,4 persen dari 12.000 pada tahun sebelumnya dan meningkat hampir tiga kali lipat dalam satu dekade dari 6.000 pada tahun 2013, demikian dikutip dari Korea Herald, Rabu, 28 Februari 2024.
Hal tersebut melonjak besar karena adanya peningkatan jumlah laki-laki yang mengambil cuti melahirkan dalam beberapa waktu terakhir ini. Yakni sekitar 37.885 orang di tahun 2022. Dan naik 30,5 persen dari tahun 2021.
Hal inilah yang menjadi penanda bahwa ada peningkatan terkait persepsi terhadap bapak rumah tangga yang memilih untuk menjaga anaknya.
Berdasarkan kelompok usia, sekitar 8.400 orang laki-laki atau 53,3 persen dari seluruh jumlah yang berusia 40 tahunan, diikuti oleh 4.600 orang laki-laki atau 28,8 persen berusia 30 tahunan.
Sementara itu, jumlah perempuan di Korea Selatan tergolong yang tidak aktif secara ekonomi karena kebutuhan pengasuhan anak pada tahun lalu terus melebihi jumlah laki-laki, yaitu mencapai 840.000 pada tahun sebelumnya.
Akan tetapi angka tersebut justru terus menerus menurun karena adanya berbagai faktor misalnya semakin banyak perempuan yang bekerja setelah menikah.
Jumlah di tahun lalu sebesar 840.000 menunjukkan penurunan sebesar 14,7 persen dari 984.000 di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: