Riset: 50 Persen Generasi Z Aktif Seru Boikot Produk Pro-Israel

Riset: 50 Persen Generasi Z Aktif Seru Boikot Produk Pro-Israel

50 persen generasi Z aktif seru boikot produk pro-Israel.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Riset terbaru di Turki yang mengatakan bahwa generasi Z atau Gen Z ini paling tinggi angkanya dalam ikut berpartisipasi serukan boikot produk pro-Israel, dan dipresentasekan adalah sebanyak 50 persen.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Selasa, 23 Januari 2024.

Riset ini dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Istanbul, Departemen Pemasaran yang dipimpin oleh Profesor Suphan Nasir bersama dengan asisten penelitian Merve Kir.

Dilansir dari laporannya tersebut, dari 1.384 tanggapan yang valid dari total 1.545 peserta, 50 persennya adalah generasi Z yang secara aktif atau sebagian memboikot produk yang ditargetkan.

BACA JUGA:WHO: Dunia Harus Bersiap Terhadap Penyakit Baru yang Bernama X

"Sementara Generasi Y menunjukkan tingkat partisipasi sebesar 40 persen. Sebaliknya, partisipasi Generasi X dan Baby Boomers hanya berkisar 20 persen," ucap Nasir.

Ia menyampaikan generasi Y ini menunjukkan tingkat partisipasi sebanyak 40 persen, kemudian sementara partisipasi generasi X dan Baby Boomers hanya sebesar 20 persen.

Hasil tersebut menyoroti bahwa perbedaan pandangan antar generasi mengenai dukungan terharap produk yang terlibat dengan Israel.

Nasir menyampaikan, temuan ini mencerminkan dinamika pergeseran sikap konsumen, terkhusus generasi Z yang semakin aktif dalam menyuarakan nilai-nilai politik lewat keputusan pembelian mereka.

BACA JUGA:5 Daerah Penghasil Durian di Lubuk Linggau, Nomor 3 Bayar Rp50 Ribu Makan Sepuasnya

Selain itu, riset ini juga setidaknya memberikan gambaran mengenai bagaimana pandangan politik mempengaruhi perilaku konsumen dengan implikasi yang signifikan untuk merek-merek yang sudah beroperasi pada pasar global.

"Semangat aktivis Generasi Z menunjukkan bahwa mereka tidak akan melupakan merek-merek yang terlibat dalam boikot, dan persepsi serta sikap Generasi Z terhadap merek-merek tersebut mungkin negatif. berdampak pada periode mendatang," tulis keterangan pada laporan tersebut.

Nasir mengatakan juga kepada Anadolu Agency (AA) bahwa mereka sudah melakukan penelitian ekstensif sebab tradisi boikot tidaklah berakar kuat dalam budaya Turki.

Apabila membahas mengenai keberhasilan boikot ini, Nasir menekankan mengenai pentingnya untuk memberikan alasan yang konkrit untuk memboikot suatu merek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: