Ini Permintaaan Warga dan Keluarga Kepada Polisi, Terkait ODGJ yang Membunuh Ayah dan Ibu di Musi Rawas

Ini Permintaaan Warga dan Keluarga Kepada Polisi, Terkait ODGJ yang Membunuh Ayah dan Ibu di Musi Rawas

Ini Permintaaan Warga dan Keluarga Kepada Polisi, Terkait ODGJ yang Membunuh Ayah dan Ibu di Musi Rawas--

MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID – Warga dan keluarga memiliki permintaan, terkait ODGJ yang membunuh ayah dan ibu di Musi Rawas.

Seperti diketahui orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang melakukan pembunuhan adalah Asep (29) warga Desa Kebur Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK) Kabupaten Musi Rawas.

Asep membunuh ayahnya, Abastiar (70) dan Sainona (60), keduanya warga Dusun 4 Desa Kebur Kecamatan TPK Kabupaten Musi Rawas.

Terkait kejadian ini, warga meminta agar Asep ditahan. Kendati diketahui bahwa ODGJ tidak bisa dipidana atau dituntut secara hukum pidana.

BACA JUGA:Bagaimana Proses Hukum ODGJ yang Bunuh Ayah dan Ibu di Musi Rawas, Berikut Penjelasan Polisi

“Memang gila dia itu (Asep), matikan saja. Dari muda sudah sering kumat (kambuh sakit kejiwaannya). Ngamuk-ngamuk minta duit sama orang tuanya,” kata Iis, tetangga korban, dikutip dari sumateraekspres.id, Minggu 7 Januari 2024.

Ditambahkan Iis, warga Desa Kebur termasuk keluarga Asep sendiri, menolak jika sampai polisi mengembalikan Asep. 

“Warga siap menuntut balas, jika Asep dilepaskan polisi. Kalau tidak ada polisi kemarin, sudah mati dia. Banyak keluarganya yang geram. Apalagi warga sini,” tukasnya.

Iis menyebut Asep mengalami gangguan kejiwaannya sejak remaja. Sehingga saudaranya tidak betah tinggal di rumah, ditambah sudah berkeluarga. 

BACA JUGA:Pentingkah Peran Keluarga Terhadap Penderita ODGJ, Baiknya Lakukan 13 Langkah Ini

“Asep itu kalau diajak ngomong, menyahut. Tapi tidak nyambung, sering ngelantur. Kalau duit, tahu dia,” tambah Iis.

Senada kata Sekretaris Desa (Sekdes) Kebur, Muhamad Nuh, yang masih berkeluarga dengan korban dan pelaku. 

“Kejadian itu di luar prediksi, saat itu warga sedang salat jumat di masjid,” tuturnya.

Menurut Nuh, keponakannya itu mulai terkena gejala gangguan jiwa usai tamat SMA. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: