Jawaban Vin Diesel Dituding Melakukan Pelecehan Seksual, Begini Jawabannya

Jawaban Vin Diesel Dituding Melakukan Pelecehan Seksual, Begini Jawabannya

Jawaban Vin Diesel Dituding Melakukan Pelecehan Seksual, Begini Jawabannya --instagram: vindiesel

LINGGAUPOS.CO.ID - Van Diesel menanggapi tudingan atas dirinya yang disebut telah melakukan pelecehan seksual terhadap mantan asistennya. Berikut informasi selengkapnya.

Mark Sinclair atau yang lebih dikenal dengan nama Vin Diesel, ia adalah seorang aktor dan produser film asal Amerika.

Baru-baru ini muncul kabar yang tidak mengenakkan atas dirinya, ia dituduh telah melakukan pelecehan seksual terhadap mantan asistennya sendiri.

Vin Diesel sendiri merupakan aktor yang terkenal melalui waralaba film Fast and Furious, ia bahkan dikenal sebagai salah satu aktor dengan pendapatan tertinggi di dunia.

BACA JUGA:Pendidikan Alquran Dibalik Jeruji, 28 WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Ikuti Wisuda Tahfiz Quran

baru-baru ini Pemain Fast and Furious itu digugat oleh mantan asistennya sendiri, yaitu Asta Jonasson atas tuduhan pelecehan seksual.

Jonasson, mengungkapkan jika pelecehan seksual itu terjadi di Hotel St Regis Atlanta, pada September 2010.

Namun, Vin Diesel memberi tanggapan atas tuduhan pelecehan seksual yang ditujukan kepadanya itu. Ia membantah semua yang disampaikan dalam gugatan mantan asistennya.

Melalui kuasa hukumnya, Bryan Freedman, menyampaikan bantahan terhadap tuduhan yang diduga terjadi di Hotel St Regis Atlanta pada 2010 lalu.

BACA JUGA:16 Cara Mudah Merawat Rambut Keriting, Hasilnya Tetap Terlihat Cantik, Tidak Perlu ke Salon

Seperti mengutip dari Vanity Fair, “Saya perjelas, Vin Diesel dengan tegas menyangkal klaim ini secara keseluruhan” Kata Freedman.

Adapun Asta Jonasson mengklaim jika aktor tersebut mengundangnya ke kamar mewahnya setelah kembali dari pesta.

Dalam dokumen gugatan, Jonasson menuduh Vin Diesel melakukan pelecehan seksual dengan memaksanya ke tempat tidur.

Bahkan gugatan tidak hanya mencakup tuduhan pelecehan seksual, tetapi juga mencakup diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender, penderitaan emosional, lingkungan kerja yang tidak bersahabat, pembalasan, dan pemutusan hubungan kerja tidak sah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: