Mengenal 7 Sosok Pahlawan Revolusi saat Peristiwa G30S PKI 1965

Mengenal 7 Sosok Pahlawan Revolusi saat Peristiwa G30S PKI 1965

Mengenal 7 Sosok Pahlawan Revolusi saat Peristiwa G30S PKI 1965--

BACA JUGA:Simak Sejarah Kesaktian Pancasila, Mengenang Jasa Para Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S/PKI

Dia juga pernah menjadi Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar tahun 1949. 

5. Mayjen Anumerta Donald Ignatius Panjaitan 

D.I. Panjaitan lahir tanggal 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli. Dia menjalani Pendidikan militer Gyugun dan ditempatkan di Pekanbaru sampai dengan proklamasi.

D.I. Panjaitan turut serta membentuk TKR dan ditetapkan sebagai Komandan Batalyon. Pada Agresi Militer Belanda II, dia bertindak sebagai pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat RI (PDRI)

BACA JUGA:Simak, Ini Profil AH Nasution, Jenderal yang Sukses Lolos dari Kekejaman Kelompok G30S PKI

6. Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada 28 Agustus 1922. Dia belajar di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, lalu jadi pegawai negeri di Kantor Kabupaten Purworejo. 

Setelah Kemerdekaan Indonesia, dia bergabung dengan TKR di bagian kepolisian, kemudian menjadi anggota Corps Polisi Militer (CPM).

Karena ketidaksetujuannya dengan pembentukan Angkatan Kelima PKI, Sutoyo diculik dan dibunuh pada 1 Oktober 1965.

BACA JUGA:Simak 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI

7. Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean

Pierre Tendean adalah ajudan Jenderal A.H. Nasution, dia lahir pada 21 Februari 1939 di Jakarta. 

Pierre Tendean lulus dari Akademi Militer Jurusan Teknik pada 1962. Setelah dari sana, dia menjadi Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/ Bukit Barisan Medan.

Pada waktu PKI mengepung rumah A.H. Nasution, dia ikut ditangkap dan dibunuh. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: buku ensiklopedia pahlawan nasional karya julinad said dan triana wulandari