Visa Emas

Visa Emas

Sam Altman, warga asing penerima golden visa pertama dari Indonesia--instagram @sama

Oleh: Dahlan Iskan

TELAH LAHIR: golden visa. Di Indonesia. Bayi pertamanya: Sam Altman. Orang Amerika Serikat. Genius. Kaya. Baik hati. Yahudi. LGBT.

Samuel adalah pendiri aplikasi yang sering Anda pakai itu, Chat GPT. Dengan golden visa ia bisa datang ke Indonesia kapan saja. Tidak perlu antri di imigrasi. Karpet merah telah digelar untuk anak muda itu: umur 38 tahun. Juga untuk siapa saja yang akan mendapat golden visa berikutnya.

Sudah banyak negara lain yang memberikan golden visa serupa pada orang asing. Yakni negara-negara yang ingin orang kaya mau membawa modal ke negeri mereka.

Untuk Indonesia syaratnya sederhana: mau berinvestasi sebesar USD 5 juta. Atau setara dengan Rp 75 miliar. Itu untuk golden visa selama 10 tahun. Atau cukup separonya. Dengan golden visa 5 tahun.

Di Singapura, di puncak lockdown Covid-19 lalu tidak hanya golden visa. Singapura saat itu memberi izin khusus kepada 250 orang kaya Indonesia. Mereka bisa datang ke Singapura di tengah lockdown. Disediakan prosedur khusus di kedatangan mereka.

Indonesia tidak hanya mengharapkan uang dari Samuel Altman. Juga otaknya. Ia adalah genius. Ia cerdas dalam membuat  kecerdasan buatan (artificial intelligent). Indonesia harus menyiapkan diri memasuki zaman baru. Memang belum ada penjelasan apa saja yang akan dilakukan Samuel di sini. Toh waktu untuk Indonesia tidak akan banyak. 

Jabatan terakhir Samuel adalah CEO OpenAI. Yakni sebuah perusahaan riset AI di Amerika. OpenAI punya misi khusus di bidang pengembangan kecerdasan buatan. OpenAI lebih fokus pada pengembangan ''kecerdasan buatan umum''. Yakni terbentuknya kecerdasan buatan yang lebih cerdas dari manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Salah satu produk awal dari OpenAI adalah GPT-1. Angka 1 mengindikasikan akan lahir GPT-2 dan seterusnya. GPT adalah  singkatan dari generative pre-trained transformer. Yakni untuk meningkatkan kecerdasan umum tahap awal: di bidang bahasa. Jangan sampai ada orang yang tidak bisa berbahasa Inggris mengalami kesulitan memahami penjelasan dalam bahasa Inggris. Atau bahasa apa saja. Termasuk bahasa lokal yang sangat sulit diterjemahkan seperti bahasa Swahili yang dipakai penduduk Tanzania.

Sampai sekarang sudah lahir GPT-2, GPT-3, GPT 3,5, dan GPT-4. Lalu ChatGPT. Yang terakhir itu begitu diluncurkan, Desember 2022, lebih 1 juta orang menggunakannya:  hanya dalam waktu 5 menit pertama.

Harusnya saya termasuk yang perlu menggunakan ChatGPT. Tapi belum. Dengan ChatGPT saya bisa menjawab banyak pertanyaan perusuh Disway sambil makan durian. ChatGPT bisa menjawab pertanyaan apa saja yang isinya seperti jawaban manusia. Bukan hanya pertanyaan. Juga interaksi lainnya dalam bentuk chat. Memang terkadang masih ada informasi yang salah. Sistem AI-nya masih belum sempurna.

Misalnya soal mengapa kadang tidak ada komentar pilihan di Disway. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa jawabannya bila yang menjawab ChatGPT. Padahal jawaban saya sederhana: sudah memilih, lupa mengirim. Atau sudah dikirim terselip di redaksi. 

Masih banyak lagi yang dihasilkan OpenAI dan si pemegang pertama visa emas Indonesia. Semuanya bisa membuat manusia tidak perlu mikir keras untuk bisa memahami dan mengkomunikasikan sesuatu.

Di masa kecil Samuel mendapat komputer pertama saat berumur 8 tahun. Dari ibunya: seorang dokter ahli penyakit kulit. Samuel sendiri dilahirkan di Chicago tapi dibawa pindah ke arah selatan ke St Louis, Missouri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: