BRIN Perkirakan Idul Fitri 1444 H Berbeda, Muhammadiyah Lebih Dahulu

BRIN Perkirakan Idul Fitri 1444 H Berbeda, Muhammadiyah Lebih Dahulu

Informasi CPNS BRIN 2023--

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan bahwa penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Pasalnya, perbedaan metode. Pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat (3-6,4).

Sementara Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa kriteria hilal yang diadopsi adalah kriteria berdasarkan pada dalil syar'i (hukum agama) tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

BACA JUGA:Muhammadiyah Idul Fitri 1444 H Lebih Dahulu, Haedar Nashir Berikan Penjelasan

Kriteria juga harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama. Termasuk Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Karena itulah, Thomas menyebut adanya potensi perbedaan terkait Idulfitri 1444.

"Hal ini disebabkan karena pada saat maghrib 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS,” tambahnya.

“Namun di sisi lain, sudah memenuhi kriteria wujudl hilal. Jadi, ada potensi perbedaan, yaitu versi 3-6,4 (MABIMS), 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023. Sedangkan versi wujudl hilal (Muhammadiyah), 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023," urainya.

BACA JUGA:Kemungkinan Penetapan Idul Fitri 1444 H, Muhammadiyah dengan Pemerintah Berbeda

Sebab utama terjadinya perbedaan penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha yang terus berulang, jelas Thomas, karena belum disepakatinya kriteria awal bulan hijriah.

Prasyarat utama untuk terwujudnya unifikasi kalender hijriah, yaitu harus ada otoritas tunggal.

"Otoritas tunggal akan menentukan kriteria dan batas tanggalnya yang dapat diikuti bersama. Sedangkan kondisi saat ini, otoritas tunggal mungkin bisa diwujudkan dulu di tingkat nasional atau regional,” katanya.

“Penentuan ini mengacu pada batas wilayah sebagai satu wilayah hukum (wilayatul hukmi) sesuai batas kedaulatan negara. Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama," pungkas Thomas, dikutip dari brin.go.id

BACA JUGA:Polri Buka Pendaftaran Akpol, Bintara dan Tamtama, Juga Jalur Khusus Tenaga Kesehatan

Sementara itu,  Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H, pada Jumat 21 April 2023.

Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menjelaskan, awal Syawal atau Idul Fitri yang ditetapkan Muhammadiyah dengan pemerintah kemungkinan berbeda.

Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal, sementara pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat,” jelasnya dikutip dari muhammadiyah.or.id.

BACA JUGA:Video Viral di Bakso Len Lubuklinggau, Diisukan Istri Sah dan Anak Labrak Pelakor

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan.

Karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan. Karena perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: