Mengenalkan Wisata dan Keramahan Warga Lewat East Java Journey 2023

Mengenalkan Wisata dan Keramahan Warga Lewat East Java Journey 2023

Peserta East Java Journey 600 Km ketika. melintasi pemandangan kebun jagung di Bojonegoro.--

Koh Hay masih kompetitif meskipun lawan-lawannya mayoritas di bawah 50 tahun. Terbukti ia beberapa kali bisa berada di kelompok tengah. Tidak berada di posisi paling belakang. Ia juga beberapa kali terpaksa meninggalkan pasangannya, Octavian untuk menjaga momentum dan pace.

BACA JUGA:Ikuti Lomba Bidar, Perahu Ketua DPRD Lubuklinggau Karam

Hal itu unik karena Koh Hay tidak membawa bikecomp maupun GPS. Mata Koh Hay sudah tidak maksimal melihat angka-angka di bikecomp yang terlalu kecil. Oleh karena itu ia dipasangkan dengan Octavian sebagai pemandu. Namun justru Oktavian beberapa kali tertinggal di belakang.

Koh Hay masih perkasa meskipun harus bersepeda menanjak. Selama mengikuti East Java Journey 2023, Koh Hay sudah menanjak lebih dari 8.200 meter. Rute tanjakan menantang di segmen Pacitan-Trenggalek ia libas. Pun demikian dengan tanjakan menuju Pronojiwo, Lumajang dan Gunung Gumitir, Banyuwangi.

“Kendala lebih pada mata. Terutama jika lewat jalan kecil dan gelap,” kata Koh Hay. Ia mengatasi hal itu dengan memasang lampu depan dobel. “Sempat nuntun juga pas lewat turunan lahar dingin Semeru. Enggak kuat juga biar lebih aman,” kata Koh Hay.

Di kategori 1.200 Km yang diikuti Koh Hay, total ada 40 peserta. Untuk menggambarkan bagaimana beratnya rute East Java Journey, di kategori 1.200 Km ada satu orang dinyatakan DNS (Did Not Start) dan tiga orang DNF (Did Not Finish).

BACA JUGA:Jelang Ramadan, Satlantas Polres Lubuklinggau Akan Gelar Operasi Patuh dan Pemetaan Titik Rawan

Sementara itu di kategori 600 Km ada 66 peserta. Dari jumlah itu 39 cyclist finis sebelum COT. Lalu tiga orang DNS dan 24 cyclist DNF. Semuanya usianya masih jauh di bawah Koh Hay.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: