Apakah Rasa Cinta Bisa Diteliti dengan Sains?

Apakah Rasa Cinta Bisa Diteliti dengan Sains?

Apakah kamu pernah merasakan jatuh cinta?-instagram.com-

Itu disebut keterikatan, dan itu adalah salah satu jenis cinta. Ketika Anda berada di sekitar orang-orang yang Anda anggap memiliki keterikatan, otak Anda bereaksi dengan cara tertentu.

Dilansir dari Wonderopolis, Otak melepaskan banyak sekali dua zat kimia yaitu oksitosin dan vasopresin. Zat kimia ini membuat Anda merasa terikat pada orang yang Anda cintai sebagai keluarga dan teman.

Bagaimana dengan cinta dalam konteks romantis? Ini disebut dengan ketertarikan, saat kita mengalami keterikatan, zat dopamin, norepinefrin, dan serotonin mengalir ke seluruh tubuh.

Tentu saja, ketika orang merasakan cinta dalam konteks romantis untuk waktu yang lama, mereka juga mengembangkan rasa keterikatan.

BACA JUGA:Piala Asia U-20 2023: 3 Skenario Timnas Indonesia U-20 Lolos 8 Besar

BACA JUGA:German Open 2023: Kapan dan Tayang TV Apa?

BACA JUGA:WorldSBK 2023: Alvaro Pimpin Klasemen Sementara, Ungkap Trik Kuasai Race 2

Itu berarti otak mereka juga melepaskan zat oksitosin dan vasopresin. Para ahli telah menemukan bahwa otak sering kali terus mengirimkan zat kimia ini ketika hubungan ini berakhir. Itu bisa menjadi pengalaman yang sangat sulit.

Bagaimana proses ketika Anda baru saja naksir seseorang? Tentu saja, ini berbeda dengan cinta dalam konteks romantis.

Otak Anda melepaskan testosteron dan estrogen, terkadang naksir bisa berubah menjadi ketertarikan atau bahkan keterikatan setelah beberapa waktu. Di lain waktu, rasa suka itu bisa hilang begitu saja.*

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: