Warga Musi Rawas Temukan Bunga Aneh, Setelah Dipindah ke Pot Ternyata Bunga Bangkai

Warga Musi Rawas Temukan Bunga Aneh, Setelah Dipindah ke Pot Ternyata Bunga Bangkai

Adi Saputra dan bungka bangkai yang ditemukannya--

MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID - Adi Saputra (35) warga Dusun Sukadana Desa Babat Kecamatan STL Ulu Terawas Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan menemukan bunga aneh di belakang rumahnya.

“Saya menemukannya di belakang rumah Kamis 8 September 2022. Karena unik makanya saya pindahkan ke pot,” jelas Adi Saputra, Rabu 14 September 2022.

Bunga aneh yang ditemukannya itu, dari batang langsung muncul bunga tanpa ada daunnya. Kemudian ada kelompak bunga dengan warna coklat pucat dengan bonggol di tengah berwarna kucing pucat.

Setelah dua hari di pot dan diletakkan di teras rumah, tiba-tiba bunga itu mengeluarkan bau tidak sedap, seperti bau bangkai. “Keluar bau bangkai, bahkan selama empat hari baunya tidak hilang,” kata Adi.

BACA JUGA:Gara-gara Begal Warga Kirim Papan Bunga ke Polres Muratara

Barulah hari ini (Rabu 14 September 2022), tidak lagi mengeluarkan bau bangkai. “Tetangga sampai komentar, kok seperti ada bau bangkai. Ternyata dari bunga itu,” tambah Adi.

Diakui Adi, ia sering melihat adanya postingan mengenai bunga bangkai. Namun yang sering dilihatnya bentuknya lain.

“Biasanya bunganya tanpa tangkai seperti ini. Kemudian warna bunganya juga merah kehitaman. Makanya saja tidak menduga,” jelasnya.

Terpisah, Kepala SPTN BBTNKS Wilayah V Sumatera Selatan Hendrimon Syadri menjelaskan menurut pengamatan sekilas dari foto yang diterima, bunga bangkai yang ditemukan Adi adalah jenis Amorphophallus manta.

BACA JUGA:Sosok Rasuna Said Muncul di Google Doodle Hari Ini, Simak Siapa Dia?

Sementara itu dikutip dari wikipedia, Amorphophallus adalah nama genus tumbuhan dari famili talas-talasan (Araceae).

Bunga dan tumbuhan vegetatifnya (daun) tumbuh bergantian. Bunganya pada waktu-waktu tertentu mengeluarkan bau bangkai yang keras, sehingga umum dinamai sebagai bunga bangkai.

Beranggotakan sekitar 200 spesies, herba berumbi ini menyebar di wilayah tropika dan ugahari. Nama ilmiahnya berasal dari bentuk bunganya yang menyerupai penis rusak (Gr.: amorphos, bentuk yang rusak; phallos, alat kelamin lelaki).

BACA JUGA:UT Pokjar Mutiara Cendekia Lubuklinggau Resmi Dibuka

Umbi dan bagian-bagian lain dari tanaman mengeluarkan getah yang gatal. Namun umbi dari beberapa jenisnya dapat dimakan setelah diproses dengan cara tertentu, atau diolah lebih lanjut menjadi tepung bahan kue-kue dan makanan lain.

Nama marga "Amorphophallus" pertama kali dicetuskan oleh Carl Ludwig Blume, seorang ahli botani bangsa Belanda, dan diterbitkan oleh Decaisne dalam tulisannya mengenai herbarium dari Pulau Timor pada tahun 1834.

Spesies tipe adalah Amorphophallus campanulatus (=A. paeoniifolius), yang dipertelakan oleh Hendrik van Rheede tot Drakenstein hampir satu setengah abad sebelumnya sebagai bagian dari kekayaan tumbuhan dari Malabar, India. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: