Polisi Prarekonstruksi Pembunuhan Santri Gontor Asal Palembang, Pelaku Diduga Lebih Satu Orang

Polisi Prarekonstruksi Pembunuhan Santri Gontor Asal Palembang, Pelaku Diduga Lebih Satu Orang

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan kasus yang menyebabkan santri Gontor asal Palembang meninggal dunia-Humas Polres Ponorogo-instagram

BACA JUGA:Sudah Ada Instruksi Kapolri, Polres Lubuklinggau Tidak Akan Toleransi

Dalam surat itu, ponpes mengakui adanya hal-hal yang tidak sesuai saat pengantaran jenazah dan juga mengakui adanya dugaan tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan pondok pesantren tersebut. 

“Dengan adanya surat ini kita akan meneruskan ke ranah hukum karena statement dari ponpes mengakui adanya tindak pidana penganiayaan,” imbuhnya.

Orang tua almarhum AM, seolah tak dapat berkata-kata. Kedua pasutri ini tampak berusaha menguatkan satu sama lain. 

Baik Soimah, jurnalis salah satu media di Palembang, maupun suaminya yang akrab disapa Didi ini terlihat saling berpegangan erat. 

BACA JUGA:46 Pekerja Tambang Batubara di Muratara Keracunan Makanan

Sementara mulut keduanya tak henti berkomat-kamit melantunkan zikir. Hanya Soimah yang mencoba tegar dengan menjawab pertanyaan yang diajukan rekan sesama jurnalis. 

“Cukuplah anak kami yang telah menjadi korban tindak kekerasan di lingkungan pendidikan. Jangan sampai terjadi lagi,” ucap Soimah dengan nada bicara bergetar dan tak sanggup lagi melanjutkan pembicaraannya seraya memegang bahu sang suami yang juga terlihat begitu terpukul.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono Abdul Ghofur, mengatakan, kasus kekerasan di lingkungan pendidikan agama dan keagamaan, termasuk pesantren, jangan terulang lagi. 

“Kekerasan dalam bentuk apapun dan di mana pun tidak dibenarkan,’’ katanya di Jakarta, Selasa 6 September 2022.

BACA JUGA:Cermati Baik-Baik, Informasi Penting dari BKN untuk Guru Lulus PG

Waryono mengatakan, Kemenag menyampaikan rasa duka cita mendalam terhadap keluarga almarhum Albar Mahdi bin Rusdi. 

Waryono berharap kejadian memilukan seperti itu tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Waryono mengatakan, ketika muncul laporan kasus di Pondok Gontor itu, mereka langsung berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Jawa Timur. 

Kemudian diterjunkan tim dari Kantor Kemenag Kabupaten Ponorogo untuk menemui pihak terkait. Mereka turun ke lapangan untuk mengumpulkan berbagai informasi di lokasi kejadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: