Sehingga dampaknya, wilayah seperti Jawa menjadi lebih kering dan minim awan karena massa udara yang seharusnya membantu pembentukan awan hujan tertarik ke arah pusat siklon.
BACA JUGA:Miliki Kapasitas Baterai Jumbo, Intip Battle Review Spek dan Harga HP Xiaomi 15 Pro Vs iPhone 14 Pro
Minimnya awan tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi menjadi lebih maksimal.
Lantas, Ida menyampaikan bahwa cuaca terik dan suhu panas di Indonesia masih akan terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Hal ini seiring dengan Siklon Tropis Kongrey yang akan menjauhi wilayah Indonesia dan diprediksi akan melemah, setidaknya hingga awal November 2024.
Disamping itu, adanya potensi aktifnya gelombang ekuator Rossby dan nilai OLR negatif di wilayah Jawa akan dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan dalam beberapa hari ke depan.
“Dengan diprediksi mulai turunnya hujan secara konsisten dalam beberapa waktu ke depan, maka suhu permukaan juga diprediksi akan menurun terutama di wilayah Jawa,” ujarnya, pada Rabu 30 Oktober 2024.
Oleh sebab itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah Jawa hingga NTT untuk waspada terhadap adanya potensi dampak suhu tinggi.
Masyarakat juga diminta untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan menghindari aktivitas berlebihan di luar ruangan pada siang hari, memastikan tubuh tetap terhidrasi, dan memantau suhu udara secara berkala.
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI