LINGGAUPOS.CO.ID- Usai Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 17 Agustus 1945, tidak bisa dipungkiri berbagai konflik berdatangan, salah satu peristiwa sulit dipecahkan adalah pemberontakan DI/TII.
Belum lama Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan, konflik internal yang berasal dari dalam negara pun terjadi.
Saat itu terjadi pemberontakan Darul Islam (DI)/ Tentara Islam Indonesia (TII) yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Bahkan pemberontakan DI/TII merupakan konflik politik pertama di Indonesia usai kemerdekaan.
BACA JUGA:Peristiwa Bandung Lautan Api: Sejarah Penting Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Dimana, gerakan tersebut terjadi antara 1948- 1949 oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di sebuah desa di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Selain di Jawa, pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa wilayah Indonesia lainnya, yakni Kalimantan, Sulawesi, maupun Sumatera.
Adapun, pemberontakan DI/TII dimaksudkan untuk mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengambilan kekuasaan dari pemerintah sah.
Alasan pemberontakan berasal dari ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.
BACA JUGA:Peristiwa Rengasdengklok, Momen Sebelum Terjadinya Kemerdekaan Indonesia, Kisah Ini Dibaliknya
Untuk jelasnya, berikut adalah latar belakang terjadinya gerakan DI/TII yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia tersebut.
*Gerakan DI/TII di Jawa Barat
Alasan terjadinya pemberontakan di Jawa Barat oleh DI/TII salah satu motifnya ialah dikarenakan Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948.
Saat itu, Darul Islam (DI) dijelaskan tidak puas dengan hasil perundingan tersebut sehingga memicu perang saudara dengan kelompok nasionalis.
BACA JUGA:Peristiwa Bom Atom dan Kaitannya dengan Kemerdekaan Indonesia, Hal Ini yang Terjadi