PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID - Usai ditemukannya pil ekstasi tak bertuan, Diskotik Darma Agung Club 41 Palembang, Sumatera Selatan digeledah Pemkot, begini temuannya.
Pemkot turun langsung menggeledah tempat hiburan malam, Diskotik Darma Agung (DA) Club 41 Palembang buntut dari penemuan pil ekstasi tak bertuan.
Asisten III bidang administrasi umum Pemkot, melakukan peninjauan dan pemeriksaan perizinan terhadap Diskotik Darma Agung Club 41 tersebut pada Rabu, 29 Mei 2024.
Kedatangan kali ini pun menindaklanjuti temuan barang bukti narkoba berupa pil ekstasi tak bertuan dalam razia yang dilakukan Polda Sumsel.
BACA JUGA:HP Gaming Poco X6 Sedang Diskon Hingga 5 Persen dan Potongan Kupon Rp100 Ribu, Begini Dapatkannya
Sebelumnya, Polda Sumatera Selatan (Sumsel) belum lama ini melakukan razia, kemudian Pemkot melalui tim teknis melakukan penindakan.
“Kita menindaklanjuti hasil razia yang dilakukan oleh Polda Sumsel belum lama ini. Kini tim teknis masih melakukan pengecekan terkait perizinannya,” ujar Alex Ferdinandus selaku Asisten III Administrasi
Terlebih, terkait dua kali temuan barang bukti narkoba berupa pil ekstasi tak bertuan dalam dua kali saat razia dilakukan Polda Sumsel.
Sebelumnya, Polda Sumsel melakukan penggeledahan di sejumlah tempat hiburan malam, kemudian ditemukan sebanyak 23 butir pil ekstasi tak bertuan di dalam tong sampah di DA 41 Club.
BACA JUGA:Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (5)
Alex menuturkan jika hal tersebut akan jadi pertimbang pihaknya, “Kita lihat nanti seperti apa hasil tim teknis,” kata mantan Kasat Pol PP Pemkot Palembang itu.
Dalam penggeledahan tersebut tim Teknis dari Dinas Pariwisata, DPMPTPS, dsn Satpol PP dikerahkan mendatangi Darma Agung Club 41.
Dari penyelidikan tersebut, hasil temuannya ialah bahwa dari lima bidang usaha yang dimiliki DA tim teknis menemui ada dua bidang yang tidak memiliki perizinan.
Astuti selaku Analis Kebijakan Ahli Madya Pranata DPMPTPSP menuturkan usaha Bar tersebut ketika ditinjau perizinannya tidak ada.
BACA JUGA:Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (5)