LINGGAUPOS.CO.ID – Departemen Luas Negeri Amerika Serikat (AS) menuntut untuk dilakukan penyelidikan mendesak atas pembunuhan remaja warga AS keturunan Palestina yang tewas di Tepi Barat yang diduduki Israel pada Senin, 22 Januari 2024.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Selasa, 23 Januari 2024.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel mengatakan perasaan hancur atas pembunuhan Tawfiq Ajaq yang masih berusia 17 tahun.
"Akhir pekan ini, kami mengekspresikan keprihatinan mendalam atas pembunuhan Tawfiq Ajaq, seorang remaja Palestina-Amerika berusia 17 tahun di Tepi Barat yang diduduki, dan menyerukan penyelidikan segera," ucapnya.
BACA JUGA:2 Rekomendasi HP 3 Jutaan Terbaik, Pilihan Tepat untuk Kamu
"Kami terus berkomunikasi dengan Pemerintah Israel untuk memastikan sebanyak mungkin informasi, dan kami telah mendesak penyelidikan segera untuk menentukan keadaan kematian dan pertanggungjawaban," sambungnya.
Selain itu, Patel juga mengulang-ulang seruan AS guna menghindari eskalasi dan kekerasan di Tepi Barat.
Hingga menyebut Kedutaan AS yang berada di Yerusalem dan Kepala Kantor Urusan Palestina AS, George Noll sudah berkomunikasi dengan keluarga Ajaq.
Menurut informasi, Tawfiq Ajaq ini tewas pada Jumat, 19 Januari 2024 yang mana dibunuh oleh tentara Isral di dekat Kota Al-Mazra Al-Sharqiya, timur Ramallah.
BACA JUGA:Begini 7 Cara Mendidik Anak jadi Soleh dan Soleha dengan Membiasakan Salat Sejak Dini
WAFA selaku kantor berita resmi Palestina melaporkan Tawfiq ditembak di bagian kepala dan kemudian dibawa ke rumah sakit, dan ia meninggal setiba di rumah sakit.
Pihak kepolisian Israel pada Sabtu, 20 Januari 2024 telah mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki penembakan tersebut.
Ayah Tawfiq, Hafez Ajaq mengecam atas dukungan militer Washington terhadap Israel saat ratusan orang berkumpul untuk memakamkan remaja 17 tahun tersebut di desa nenek moyang keluarganya pada Sabtu, 20 Januari 2024.
Atas kematian Tawfiq ini memicu keprihatinan dari Gedung Putih langsung dan komitmen dari kepolisian Israel dalam menyelidiki kasus tersebut.
BACA JUGA:Riset: 50 Persen Generasi Z Aktif Seru Boikot Produk Pro-Israel