Diketahui, kejadian seperti ini adalah penembakan fatal yang terbaru di Tepi Barat yang mana hampir 370 warga Palestina tewas dibunuh dengan cara ditembak tentara Israel sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza lebih dari tiga bulan yang lalu.
Pemerintahan AS berulang kali mengekspresikan keprihatinan mengenai kekerasan yang telah dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina pada beberapa bulan terakhir.
Selama pemakaman anaknya, Hafez mengkritik dukungan AS yang sudah berlangsung lama untuk Israel.
"Mereka adalah mesin pembunuh," ucapnya mengenai pasukan Israel.
BACA JUGA:Pengamen yang Berpenghasilan Rp510 Ribu dalam 6 Jam, Diringkus Satpol PP, Kok Bisa
"Mereka menggunakan pajak kita di AS untuk memberi senjata demi membunuh anak-anak kita sendiri." Lanjutnya.
Sebagai informasi, Tawfiq Ajaq lahir dan dibesarkan di Gretna, Louisiana, dekat New Orleans.
Orang tuanya membawanya bersama empat saudara kandungannya ke Desa Al-Mazra'ah Ash-Sharqiyah tahun lalu agar mereka dapat terhubung kembali dengan budaya Palestina.
Pada saat pemakaman remaja tersebut, kerumunan warga Palestina memenuhi jalan-jalan desa mengikuti orang yang membawa jenazah remaja tersebut yang dibalut dengan bendera Palestina.
BACA JUGA:Viral Pengamen di Jogja Raup Penghasilan Rp510 Ribu Sehari, Kalahkan Gaji ASN Eselon 1
Ayah korban mendesak orang Amerika untuk bisa melihat dengan mata mereka sendiri mengenai kekerasan yang terus berlangsung di Tepi Barat.
"Masyarakat Amerika tidak tahu cerita sebenarnya," ucapnya.
"Datanglah kesini dan lihat apa yang sedang terjadi. ... Berapa banyak ayah dan ibu harus mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak mereka? Berapa banyak lagi?" tutupnya.
Itulah informasi seputar remaja warga AS keturunan Palestina yang tewas dibunuh tentara Israel, dan Washington tuntut penyelidikan. Semoga bermanfaat. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di WhatsApp. Caranya klik DI SINI, kemudian klik tombol ikuti di sudut kanan atas di aplikasi WhatsApp. Atau gabung di WhatsApp Grup melalui LINK INI.