Aryo Nugroho selaku Direktur LBH Palangkaraya berpendapat proyek food estate ini sudah mengabaikan hak atas lingkungan hidup yang baik serta pemenuhan hak atas pangan.
"Kami mencatat terjadi perluasan wilayah banjir di Kalimantan Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Pembukaan hutan untuk proyek food estate berpotensi memperluas risiko tersebut. Pemerintah harus menghentikan proyek lumbung pangan di Kalimantan Tengah, dan memulihkan kerusakan lingkungan akibat pembukaan hutan untuk garapan tersebut," ucap Aryo.
Sebagai contoh produksi beras di Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE).
Diketahui, hanya sekitar 400 hektar beras yang dilaporkan bertahan di 8 ribu hektar konsesi Medco pada 2020 lalu.
BACA JUGA:Warga Lubuk Linggau Ditemukan Tak Bernyawa di Kebun Taba Gindo Musi Rawas
Menurut Presiden Joko Widodo, ia mengaku bahwa proyek food estate ada yang berhasil, setengah berhasil dan yang lainnya belum berhasil.
Penanaman pertama biasanya gagal, namun keberhasilan di penanaman kedua juga masih sekitar 25 persen.
"Baru biasanya (pada penanaman) keenam, ketujuh itu baru pada kondisi normal. Jadi, tidak semudah yang kita bayangkan,” ucap Jokowi.
"Kita bangun di Humbang Hasundutan, tiga kali itu baru bisa agak lebih baik. Belum baik, agak lebih baik. (Lumbung pangan) Yang di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, itu juga belum berada pada kondisi yang normal baik, masih, mungkin separuhnya. (Lumbung pangan) Yang di Gunung Mas juga masih sama," sambungnya.
BACA JUGA:Prediksi Granada vs Atletico Madrid, La Liga, Selasa 23 Januari 2024, Kick Off 03.00 WIB
Itulah informasi seputar cek fakta Mahfud MD sebut proyek food estate gagal dan rusak lingkungan. Semoga bermanfaat. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di WhatsApp. Caranya klik DI SINI, kemudian klik tombol ikuti di sudut kanan atas di aplikasi WhatsApp. Atau gabung di WhatsApp Grup melalui LINK INI.