Hingga hampir separuh dari jumlah penduduk wilayah tersebut menghadapi kelaparan.
Ahraf al-Qurdra selaku juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, memperingatkan bahwa Rafah saat ini sedang mencapai titik krisis menyusul masuknya ratusan ribu warga Palestina yang terlantar.
"Infrastruktur dan layanan kesehatan di Rafah rapuh, serta tidak dapat memenuhi kebutuhan 1,3 juta warga dan pengungsi," ucapnya.
Menurut keterangan, hanya enam ambulans yang masih dapat beroperasi di seluruh jalur Gaza.
BACA JUGA:Inilah 11 Khasiat Buah Semangka untuk Ibu Hamil, Penyakit Asam Lambung Bablas
Dari Kemenkes mengatakan kurangnya fasilitas serta infrastruktur yang tersedia membuat banyak pasien tidak dapat mendapat perawatan yang layak.
Selain itu dari Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan tidak ada bahan bakar yang tersisa untuk mengaktifkan generator di Al-Aqsa Martyr Hospital.
Selain itu pasien yang dirawat di ICU dihadapkan dengan risiko kematian.
Kondisi Gaza yang masih mengenaskan dan tidak manusiawi, Israel masih terus bersihkeras tidak ingin menghentikan perang.
BACA JUGA:Buah Semangka Ternyata Ampuh untuk Kecantikan Kulit, Ini Buktinya
Bahkan beberapa negara sudah menyeret Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) sebab aksi genosida tersebut.
Walaupun demikian, Israel malah membantah mentah-mentah atas tuduhan tersebut dengan menyebut perang Gaza merupakan pembelaan yang sah dari rakyatnya.
Bahkan Israel juga menyebut kelompok Hamas merupakan pihak yang bertanggung jawab melakukan genosida.
Di waktu bersamaan, beberapa kelompok di negara lain menunjukkan dukungan ke Hamas dengan melakukan serangan balasan. Salah satunya kelompok Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Produk Kopi Sachet Terbaik di Alfamart dan Indomaret yang Praktis untuk Dinikmati
Houthi menargetkan pelayaran Internasional di Laut Merah. Dan hasilnya, Amerika dan Inggris turun tangn melancarkan puluhan serangan ke fasilitas Houthi.