Mengambil sisa-sisa makanan dari rumah dan perkarangan warga. Dirinya hidup dengan belas kasihan dari tetangga yang juga sama kekurangan.
“Tubuh Bapak Ade. Cuma tulang, perut kembung, penuh luka disekujur tubuhnya. Sedikit bergerak langsung teriak kesakitan. Kasihan Ayunda nggak bisa merawat apalagi membawa obat. Sekarang keluar ini hidup dari belas kasihan tetangga sekitarnya,” ujar salah satu tetangganya.
Sejumlah warganet ikut merasakan kasihan atas kondisi yang dialami anak ini, ada juga sebagian warganet yang ikut geram dengan pihak RT/RW di daerah setempat.
“Astagfirullah istigfar, ini pihak dari tetangga RT/RW atau pejabat setempat tidak ada yang bantu kah? Apa ya se bodoamat itu sama warganya dengan kondisi yang sama-sama sakit.
BACA JUGA:Telat Haid, Wanita di Tasikmalaya Dibunuh Pacar
Bahkan, Masya Allah nya di dalam keterbatasan seperti ini, Allah masih kasih kekuatan untuk bisa bertahan, untuk berpikir dan bergerak.
Yaa Allah turunkanlah pertolonganMu untuk orang-orang seperti ini, sesungguhnya engkaulah yang lebih tau dan mampu menggerakkan hati seseorang untuk menjadi penolong mereka,” tulis warganet di unggahkan akun X tersebut.
Kini, Pak Ade atau ayahnya telah tiada. Ia meninggal karena penyakitnya, Yunda yang berusaha merawat dan menyelamatkan nyawa ayahnya syok parah. Kini ia hidup sebatang kara dan terus digerogoti penyakitnya.
Pada laman kitabisa.com saat ini sedang menggalang dana untuk membantu Ayunda, dan mengajak semua masyarakat untuk dapat menyalurkan donasinya untuk Ayunda.
BACA JUGA:Aksi Begal di Jalur Lubuklinggau Curup, Sopir Travel Ditusuk
Itulah informasi seputar Ayunda anak yang mengalami lumpuh otak, yang merawat sang ayahnya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat. (*)