
Apakah yang diserahkan aset gedung beserta fasilitasnya. Atau hanya gedung atau hanya nama RS dr Sobirin saja.
Youwono menyarankan, mestinya secara fungsional tinggal pindahkan saja.
Sehingga tidak perlu lagi merubah nama dan ketika re-akreditasi baru ganti nama.
“Ribet kalau mau diganti nama dulu. Bagaimana fasilitasnya di sana, bagaimana akreditasinya karena mau tidak mau harus dinilai ulang semua,” sarannya.
BACA JUGA:Final, Relokasi RS dr Sobirin ke RSUD Pangeran M Amin, Tetap Sesuai Jadwal
Untuk masalah Sumber Daya Manusia (SDM) menurut Youwono tidak terlalu ribet.
Yang jadi masalah apakah fasilitas yang ada sama.
Yang paling efektif lanjut Youwono RS dr Sobirin jangan setop atau dipindahkan pelayanannya.
Pelayanan di RS dr Sobirin tetap, dan pelayanan di RS Pangeran Amin tetap dibuka.
BACA JUGA:Soal Pegawai RS dr Sobirin, Bupati Musi Rawas Tegas, Pasien Dititip di 2 Rumah Sakit di Lubuklinggau
Soal dokter nanti dokter di RS dr Sobirin bisa diwajibkan praktek di RSUD Pangeran Amin yang ada di Muara Beliti.
Termasuk SDM yang senior bisa diperbantukan di RSUD Pangeran M Amin.
“Lalu urus dulu akreditasi, baru pindah. Kan bermanfaat juga, Mura jadi punya dua RS,” saran Youwono.
Sementara itu, rapat final pemindahan RS dr Sobirin dilakukan di Ruang Bina Praja Pemkab Musi Rawas, Jumat 3 November 2023.
BACA JUGA:Mantan Anggota DPRD Lubuklinggau Dipukul Sopir Pakai Besi Dongkrak, Begini Kronologisnya
Rapat dipimpin Pj Sekda Musi Rawas H Aidil Rusman, dihadiri Asisten I Ali Sadikin, Kepala BKPSDM Musi Rawas David Pulung, dan Direktur RS dr Sobirin dr H Sopyan Hadi.