Namun, karena depresi keuangan yang dialami pemerintah hindia belanda sehingga gagal melaksanakan keinginan tersebut.
5. Pusat Markas Militer SUBKOSS
Pada 1947 lubuklinggau menjadi markas komando militer Sub Komandemen Sumatera Selatan (SUBKOSS). Dengan Panglima Kolonel Maludin Simbolon serta kepala staf letkol. dr. Ibnu Sutowo.
Nah, militer SUBKOSS memiliki kesatuan militer diantaranya :
1) Sub Teritorial Palembang (Brigade Garuda Merah) dipimpin Letkol Bambang Utoyo berkedudukan di Muara Beliti.
2) Sub Teritorial Bengkulu (Brigade Garuda Emas) dipimpin letkol Barlian berkedudukan di Bengkulu.
BACA JUGA:Patut Ditiru Etika dan Moral Berpolitik Nabi Muhammad SAW, ini 5 Gaya Politik yang Harus Diteladani
3) Sub Teritorial Lampung (Brigade Garuda Hitam) dipimpin letkol syama’un Gaharu berkedudukan di Lampung.
4) Sub Teritorial Jambi (Brigade Garuda Putih) dipimpin letkol Abunjani berkedudukan di Jambi.
6. Menjadi Kota Perjuangan
Pada masa mempertahankan kemerdekaan, lubuklinggau menjadi salah satu dari tiga kota utama yang menjadi sasaran secara serentak.
BACA JUGA:Selama 2023, Sudah 4 Orang Loncat dari Jembatan Ampera Palembang, Berikut Lengkapnya
pasukan Belanda untuk menyerang Indonesia bersama-sama dengan Yogyakarta dan Bukittinggi pada tanggal 19 September 1948 melalui Agresi Militer Belanda II.
Kepentingan Belanda untuk menguasai Lubuklinggau khususnya dilandasi oleh pertimbangan ekonomi, dimana kota ini menjadi pumpunan minyak palembang,
Yaitu adanya PERMIRI atau Perusahaan Minyak Republik Indonesia serta hasil-hasil alam Sumatera Selatan yang melimpah disalurkan ke jambi.