Sementara, bila perempuan tinggal di desa tempat kelahiran, biasanya mahar mencapai Rp50 juta.
Namun, mahar ini menjadi kesepakatan antara kedua belah pihak,nih. Bahkan, mahar juga tak hanya berpatok pada uang, tetapi juga bisa hal lain seperti kerbau atau makanan pokok.
4. Adat aceh
Di kebudayaan Aceh, mahar disebut juga dengan istilah ‘mayam’. Seperti budaya lainnya, mayam diberikan kepada pihak perempuan dari pihak laki-laki.
BACA JUGA:Simak, ini Cara Berhenti Kecanduan Film Porno, Sebelum Menyesal di Kemudian Hari
Biasanya, mayam berbentuk emas dan dianggap sebagai maskawin. Jumlah yang diberikan mulai dari 15 hingga 50 mayam emas.
Adapun jumlah satu mayam bernilai sekitar 3,33 gram emas. Ilustrasinya, bila harga satu mayam sekitar Rp2,7 juta, maka pihak laki-laki perlu menyediakan dana sekitar Rp40,5 – Rp135 juta.
Tentunya, hal ini akan bergantung dari nilai emas saat itu.
5. Adat Banjar
BACA JUGA:5 Cara Berhenti Kecanduan Onani, Cukup Lakukan Hal ini
Orang Banjar mengenal mahar dengan istilah jujuran yang diberikan dari pihak laki-laki. Bentuk jujuran bisa beragam. Mulai dari emas hingga uang.
Nominalnya sesuai dengan kesepakatan mempelai laki-laki dan perempuan. Namun, semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan, semakin besar juga jujuran yang harus diberikan.
Bukan sekedar mahar, jujuran juga dianggap sebagai salah satu bentuk atau simbol keseriusan pihak laki-laki pada perempuan.
6. Adat Padang Pariaman
BACA JUGA:Yuk Jangan Dibiasakan! Catat 5 Cara Hentikan Anak dari Kecanduan Main HP
Selanjutnya, ada tradisi dari masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bila biasanya perempuan yang diberikan mahar, di adat ini laki-laki lah yang justru diberikan mahar.