Dikutip dari beberapa sumber pengembaraan Bujang Kurap di banyak negeri selalu meninggalkan cerita tentang kepahlawanan serta keramahannya dalam bergaul.
Bujang Kurap senang menolong orang yang berada dalam kesusahan serta senantiasa menjauhkan diri dari sifat sombong.
Kesaktian yang dimiliki Bujang Kurap mendatangkan manfaat bagi banyak orang.
BACA JUGA:Dianggap Paling Siap Jadi Calon Ibukota Provinsi Sumsel Barat, Berikut Sejarah Nama Lubuklinggau
Bujang Kurap dilahirkan di daerah melayu Bangko, Sarolangun Jambi berasal dari keluarga elit tradisional menurut garis keturunan Datuk Saribijaya yang mempersunting Putri sari Banilai.
Datuk Saribijaya berasal dari Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Jadi tidaklah heran bila Bujang Kurap terus tumbuh menjadi remaja yang berkepribadian luhur.
Bujang Kurap sangat suka menuntut ilmu, baik ilmu kemasyarakatan dan terlebih lagi ilmu kesaktian.
Sejak kecil penyakit kurap telah dideritanya. Penyakit tersebut seakan telah menjadi bagian dari takdir hidup Bujang Kurap.
Pada mulanya penyakit kulit tersebut sangat mengganggu pergaulan Bujang Kurap. Dia merasa enggan untuk bergaul dengan masyarakat.
Dia takut kehadirannya di tengah masyarakat hanya akan membuat resah dan ketakutan.
Nama Embun Semibar lekat di diri Bujang Kurap setelah menyelesaikan pertapaan panjang guna memeperdalam ilmu kesaktian.
Nama tersebut merupakan pemberian gaib yang diterima Bujang Kurap setelah berhasil dengan tapanya. Bujang Kurap mengembara dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kerajaan ke kerajaan lain.
BACA JUGA:Geger! Diduga Depresi, Anggota Polisi Gantung Diri
Buruk rupa, senantiasa dibenci dan dicaci, namun tidak pernah berhenti menebar kebikan. Setiap singgah di suatu negeri Bujang Kurap selalu meninggakan cerita baik.
Orang-orang yang ditinggalkan akan selalu mengenang pertolongan Bujang Kurap.