Ikan dewa berukuran sedang hingga besar, panjang standar mencapai 1.000 mm.
Dua pasang sungut terdapat di moncong dan di sudut mulut di rahang atas dengan badan memanjang, memipih tegak.
Ikan Semah memiliki bibir agak tebal, tanpa cuping tengah pada bibir bawah.
Sungut moncong panjangnya kurang lebih sama dengan diameter mata.
BACA JUGA:Petugas Terapi RS AR Bunda Tolak Pasien BPJS, ini Kata BPJS Kesehatan Lubuklinggau
Sedangkan sungut rahang atas sedikit lebih panjang, dan operkulum atau tutup insang.
Selain itu, sebelah atas tubuh berwarna zaitun, sebelah bawahnya berwarna keemasan atau keperakan-zaitun, dan iris mata kuning.
Sirip ekor bercabang dua, ujungnya runcing, jauh lebih panjang daripada panjang kepala serta batang ekor dikelilingi oleh 12 sisik.
Untuk sirip-siripnya sendiri berwarna bening (hyaline), kekuningan atau jambon-kehijauan.
BACA JUGA:Bukan Hanya Dijadikan Pepes, Ikan Semah Harga Rp6 Juta Jadi Asal Mula Nama Besemah Pagaralam
Sisik-sisik di sisi tubuh dan ekor punya noktah keunguan di sudut pangkalnya.
Menurut cerita yang beredar, penyebutan ikan dewa muncul diduga karena hewan ini memiliki harga tinggi.
Sejak dulu, ikan dewa banyak ditemukan di kolam dan telaga larangan yang dikeramatkan oleh masyarakat.
Karena diam di tempat keramat, ikan dewa tidak boleh ditangkap sembarangan, tapi harus melalui ritual khusus.
BACA JUGA:Petugas Terapi RS AR Bunda Tolak Pasien BPJS Kesehatan, Harus Pakai Umum, Berikut Kronologisnya
Sementara di alam liar, ikan dewa bisa hidup dan tumbuh hingga panjang lebih dari satu meter dengan berat mencapai 30 Kg.